WhatsApp Kena Semprot Konsumen Eropa
BEUC menyampaikan keluhan atas pembaruan aplikasi WhatsApp.(Foto: Unsplash - Alexander Shatov
KONSUMEN Eropa melayangkan keberatan kepada Whatsapp. Perusahaan yang menaungi layanan berkirim pesan itu, Facebook, kini mendapat tuduhan dari pengguna di 'Benua Biru'. Keberatan itu berkaitan dengan penonaktifan layanan bagi pengguna yang tak melakukan pembaruan.
Para pengguna Whatsapp di Eropa keberatan dengan kebijakan pembaruan aplikasi pada 15 Mei lalu. Awalnya, pihak Whatsapp mengharuskan pembaruan dilakukan pada 8 Februari.
Seperti dilansir Techcrunch, The European Consumer Organisation atau BEUC, menyampaikan keluhan atas pembaruan aplikasi WhatsApp kendati sudah dimundurkan tiga bulan. Kelompok itu bersama delapan anggota mengajukan keberatan itu kepada Komisi Eropa dan Consumer Protection Corporation (CPC) khusus Eropa.
BACA JUGA:
“Keluhan ini muncul karena pemberitahuan yang berlanjut, berulang, dan mengganggu, sehingga mendorong pengguna untuk menerima pembaruan kebijakan Whatsapp. Isi pemberitahuan, sifat, waktu, dan pengulangan memberikan tekanan yang tidak diinginkan pengguna dan merusak kebebasan pilihan mereka (pengguna). Dengan demikian, pihak WhatsApp melanggar aturan Uni Eropa untuk Praktik Komersial yang tidak adil," ungkap organisasi BEUC melalui rilis pers pada Senin (12/7).
Organisasi BEUC juga menyebut dugaan bahwa pembaruan aplikasi WhatsApp merupakan upaya ambisius perusahaan teknologi Facebook untuk mengharuskan pengguna mengikuti kebijakan pembaruan. Jika pengguna tidak melakukan pembaruan, akun Whatsapp akan dinonaktifkan. Cara itu dikritik BEUC sebagai tindakan tidak pantas dari pihak Facebook.
Tentu saja, Whatsapp tidak berdiam diri menghadapi kecaman dari organisasi yang bergerak untuk hak-hak konsumen di Eropa tersebut. Perwakilan Whatsapp kepada Techcrunch, mengatakan, “Tindakan BEUC merupakan kesalahpahaman antara tujuan dan efek pembaruan dari ketentuan layanan. Pembaruan terbaru kami (15 Mei) menjelaskan opsi pengiriman pesan untuk akun bisnis Whatsapp dan memberikan transparansi mengenai cara kami mengumpulkan dan menggunakan data,” ungkap perwakilan WhatsApp, Senin (12/7).
Pihak WhatsApp juga menjelaskan pihaknya tidak akan melanjutkan proses berbagi data dengan Facebook sehingga privasi pesan pengguna tetap jadi fokus perusahaan.
Sementara itu, pihak Komisi Eropa (European Commision) mengeluarkan tanggapan mereka terkait dengan masalah konsumen Eropa kepada Techcrunch. “Komisi Eropa akan mempertimbangkan secara cermat elemen-elemen yang diajukan BEUC bersama pihak CPC Eropa untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap masalah ini dalam beberapa minggu mendatang. Termasuk juga kemungkinan tindakan koordinasi sesuai dengan prosedur CPC,” ungkap perwakilan European Commision.
Kebijakan pembaruan WhatsApp pada 8 Februari merupakan masa kelam aplikasi dari Ukraina itu. Banyak pengguna belum siap, sedangkan Facebook rentan kebocoran data pengguna. Akibatnya, banyak pengguna berpindah ke aplikasi Telegram, saingan WhatsApp.(bed)
Bagikan
Berita Terkait
Baterai OPPO Find X9 Pro Kalahkan iPhone 17 Pro, Kuat Diajak Main Game hingga Streaming!
OPPO Find X9 Pro Sudah Rilis, Usung Kamera Telefoto Hasselblad 200MP dan Baterai 7.500mAh
OPPO Find X9 Akhirnya Meluncur, Bawa Kamera Hasselblad hingga Dimensity 9500
iPad Pro M5 Lolos TKDN, Simak Spesifikasi dan Keunggulannya
OpenAI Buka Data Pengguna ChatGPT yang Tunjukkan Tanda Psikosis dan Pikiran Bunuh Diri
iPhone 20 Dikabarkan Pakai Tombol Solid-State, Akhiri Era Tombol Mekanis
Kamera Telefoto OPPO Find X9 Pro Kalahkan Samsung Galaxy S25 Ultra, Begini Hasilnya!
Harga OPPO Find X9 Series di Eropa Bocor, Dibanderol Mulai Rp 19 Jutaan!
Apple Bakal Rilis iPhone 20 pada 2027, ini Bocoran Model Lain yang Diprediksi Hadir
Xiaomi 17 Air Masuk Tahap Pengembangan, Siap Saingi Samsung Galaxy S25 Edge dan iPhone Air