Warung Soto Sampah Berdiri Sejak 1979


Nanang Penjual Soto Sampah/Foto:MP/Ferdywansyah
Ukuran:
14
Font:
Audio:
MerahPutih Kuliner - Warung Soto Sampah, di Jalan Kranggan, Kota Yogyakarta, sudah berdiri sejak 1979. Saat itu, warung hanya berjualan soto saja dan belum dinamai "warung soto sampah".
"Waktu itu, yang mendirikan warung ini kakek nenek kami. Pertama buka biasa aja. Lama kelamaan banyak pembelinya. Terus kakek nenek manggil orangtua saya untuk bantu-bantu," papar Nanang, pemilik warung soto sampah, saat ditemui merahputih.com, di warungnya, Jumat (1/4).
Setelah kakek nenek Nanang "pensiun" sebagai pengelola, warung pun diteruskan oleh orangtua Nanang. Tak genap dua puluh tahun dikelola orangtua, Nanang lantas meneruskan usaha warisan mbahnya ini.
Uniknya, Nanang menjelaskan, saat dikelola kakek nenek Nanang itu, nama soto pun beragam. Acapkali berubah-ubah. Mulai dari sebutan "soto becak" hingga "soto apung". Barulah generasi setelah kakek neneknya, soto khas Jawa ini dinamai "soto sampah".
"Dikasih nama soto sampah sebab soto ini unik dari pada soto-soto yang lain. Yang paling menonjol itu adalah rempah-rempahnya, bumbu aslinya itu terdiri dari bumbu tradisional. Kita ambil dari rempah-rempah alami dan kita masukkan kedalam kuahnya jadi nanti ada daun, ada biji-bijian, ada kayu trus tumpuan kuah biar kelihatan kental itam terus dicampur dengan sayur mayurnya yang lengkap itu ada kol, koyor yang kelihatannya seperti apung-apungan kaya sampah," katanya.
Nanang menjelaskan, nama tersebut mulanya bukan datang dari orangtuanya dan bukan pula dari dirinya. Nama itu datang dari para pembeli. "Terus kami ikuti, karena kami punya inisiatif bagaimana kalau dikasih nama soto sampah tapi dengan rasa yang wah gitu," ujar Nanang. (fre)
Bagikan
Berita Terkait
Kuliner
5 Rekomendasi Kuliner di Jogja yang Tak Boleh Dilewatkan
Jogja punya ragam kuliner yang wajib kamu cicipi.
Andreas Pranatalta - Selasa, 03 Oktober 2023
