Waduh! Barcelona Terancam Kena Pengurangan Poin di Liga Champions 2025/2026


Barcelona terancam kena pengurangan poin di Liga Champions 2025/2026. Foto: FC Barcelona
MerahPutih.com - Barcelona kini harus menghadapi ancaman sanksi dari UEFA setelah melanggar peraturan keuangan untuk tahun kedua berturut-turut, menurut sejumlah laporan.
Hal ini terjadi setelah raksasa Spanyol itu kalah dalam banding di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) atas denda sebesar 420.000 poundsterling (Rp 9,2 miliar) yang dijatuhkan UEFA karena salah melaporkan laba pada Oktober 2024 lalu.
Saat itu, putusan CAS memperingatkan klub akan menghadapi hukuman yang "lebih berat" jika mereka gagal mematuhi peraturan lagi.
Menurut laporan The Times, mereka kembali dianggap melanggar peraturan UEFA. Kemudian, juara La Liga itu kini akan dijatuhi sanksi berat.
Baca juga:
AS Roma Finis di Posisi Kelima Serie A, Barcelona Masuk Pot 1 Drawing Liga Champions 2025/2026
Sanksi tersebut bisa berupa pengurangan batas jumlah pemain yang dapat mereka daftarkan untuk Liga Champions musim depan atau pengurangan poin di fase liga.
Sementara itu, Chelsea dan Aston Villa juga diketahui telah melanggar peraturan UEFA. Namun, karena mereka baru pertama kali melanggar, maka hanya akan dijatuhi hukuman finansial.
Keduanya telah berunding dengan Badan Pengawas Keuangan Klub (CFCB) UEFA mengenai penyelesaian finansial. Badan sepak bola Eropa itu akan mengonfirmasi sanksi yang dijatuhkan pada masing-masing tim akhir bulan ini.
Barcelona telah mencoba sejumlah cara yang tidak lazim untuk membantu mereka terbebas dari kebangkrutan finansial.
Baca juga:
Gagal Dipermanenkan, Chelsea Pulangkan Jadon Sancho ke Manchester United

Pada 2022, mereka menjual 10 persen dari pendapatan penyiaran selama 25 tahun ke depan seharga 267 juta Euro (Rp 4,9 triliun).
Mereka ingin mengklaim hal tersebut sebagai "pendapatan operasional lainnya" dalam pembukuan, yang akan dihitung dalam perhitungan FFP mereka.
Namun, UEFA bersikeras jika hal itu harus masuk dalam kategori "keuntungan dari penjualan aset tak berwujud" dan tidak dihitung dalam FFP.
Kemudian, Barcelona menjual 15 persen hak siar mereka seharga 400 juta Euro (Rp 7,4 triliun). Namun, putusan CAS tidak dapat digolongkan sebagai pendapatan operasional, yang dikatakan sebagai penyebab utama pelanggaran terbaru mereka.
Baca juga:
Perayaan Paris Saint-Germain Juarai Liga Champions 2024/25 Berujung Maut dan Penangkapan
Lalu, pelanggaran Chelsea terjadi karena UEFA tidak menghitung rekor penjualan klub senilai 220 juta poundsterling (Rp 4,9 triliun) kepada perusahaan saudara dalam pembukuan mereka.
Hal ini berbeda dengan aturan keuangan Premier League yang mengizinkannya. Aturan keuangan UEFA menyatakan, bahwa klub dapat mengalami kerugian maksimum sebesar 170 juta poundsterling (Rp 3,7 triliun) selama tiga tahun.
Klub juga tidak boleh membelanjakan lebih dari 80 persen dari pendapatan yang diizinkan UEFA. Namun, ini akan dikurangi lagi menjadi 70 persen pada musim depan. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Mengejutkan! Barcelona Mau Pulangkan Marcus Rashford ke Manchester United

Barcelona Mulai Ketar-ketir! Alejandro Balde, Gavi, Frenkie De Jong, dan Lamine Yamal Cedera

Manchester United Segera Pinjamkan Andre Onana ke Trabzonspor, Jadi Kabar Baik?

Ousmane Dembele Cedera, Diragukan Main Lawan Barcelona

Didepak PSG, Gianluigi Donnarumma Hormati Keputusan Luis Enrique

Alejandro Balde Cedera, Absen Bela Barcelona di Laga Perdana Liga Champions

Liverpool Pecahkan Rekor Transfer Liga Inggris, tapi Jangan Lupakan Arsenal hingga Tottenham

Gabung Real Betis, Antony Menangis Haru usai 'Berhasil' Tinggalkan Manchester United

Gavi dan Fermin Lopez Dikabarkan Ribut, Begini Cerita Aslinya di Barcelona

Terungkap! Ini Penyebab Marc Guehi Batal ke Liverpool, padahal Sudah Tes Medis
