Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkasbitung


Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkasbitung, Lebak, Banten, Selasa (12/4). (Foto: MerahPutih/Abdul Majid)
Merahputih Budaya - Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkasbitung, terletak persis di depan terminal lama Rangkasbitung. Keberadaannya yang berada di tengah pemukiman warga bukan saja menjadi pemandangan yang unik, tetapi juga sebagai gambaran penting bahwa sikap toleran telah tercermin dalam diri masyarakat pribumi.
Di Rangkasbitung berbeda dengan kebanyakan daerah di Banten lainnya. Hampir semua tempat peribadatan para pemeluk agama, berdiri kokoh di seputar Kota Rangkasbitung. Jelas Hentje Saputra seniman (35), kepada merahputih.com (12/04/2016).
"Ini bentuk nasionalisme. Bineka tunggal ika bukan sekedar gosip jalanan," katanya.
Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Hal tersebut pula ikhwal kedatangan mereka di Rangkasbitung. Peran mereka kerap muncul dalam peristiwa penting di Indonesia "itu pula yang menjadi faktor vihara aman berdiri di sini" terang Hentje, atau yang kerap di sapa Uday.
Catatan sejarah masyarakat Tionghoa menyatakan bahwa kerajaan kuno di Nusantara telah menjalin kerjasama yang cukup intens dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok saat itu. Faktor tersebut kemudian menjadi alasan kuat perdagangan tumbuh subur di Bumi Nusantara begitupun sebaliknya.
"Usai Indonesia merdeka, orang Tionghoa berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia" tutup Uday. (Dul)
BACA JUGA: