Upah yang Diterima 4 Orang Penggali Kubur Haryanto Taslam

MerahPutih Nasional - Jenazah almarhum politisi Partai Geridra, Haryanto Taslam dimakamkan di Blok D, TPU Menteng Pulo II, Jakarta Selatan, Minggu (15/3). Jenazah almahum diberangkatkan dari rumah duka, Duren Sawit, Jakarta Timur dan diangkut menggunakan mobil ambulans Yayasan Pembina Da'wa Islam, Pondok Bambu.

Selain dikawal keluarga besarnya, jenazah almarhum juga dikawal sejumlah sahabat dan koleganya, baik aktivis maupun pejabat negara. Anggota Dewan Pertimbangan Danusubroto dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani adalah di antaranya. (Baca: Suasana Duka di Pemakaman Haryanto Taslam)

Sesaat sebelum dimasukkan ke liang lahat, jenazah Haryanto diletakkan di pinggir makam. Makam yang menjadi tempat peristirahatan terakhir mantan aktivis yang pernah diculik oleh penguasa orde baru ini digali empat orang. Proses penggalian berjalan lancar dan tanpa hambatan.

"Dari jam 7 sampe jam 9 kurang lah. Hampir dua jam," kata salah seorang penggali kuburan Haryanto bernama Wawan.

Ditemani tiga orang lainnya, Oman, Penyun dan Karno, Wawan mengaku dihubungi petugas TPU untuk memasang tenda sebelum menggali kubur Haryanto. Ada upah yang didapat mereka dari keluarga atau ahli waris alamrhum Haryanto.

"50 ribu satu orang dikasihnya. Yang ngasih ya ahli waris," pungkasnya. (Baca: Pesan Terakhir Haryanto Taslam kepada Adik Bungsunya)

Dia juga meceritakan pengalamannya selama menjadi penggali kubur. Berdasarkan pengalamannya, Wawan menegaskan bahwa pendapatan pengasilannya bervariasi, tergantung jumlah orang meninggalkan yang dikubur di TPU Menteng Pulo II ini.

"Hari ini baru satu. Kadang-kadang ada lima orang (yang meninggal dan dikubur di sini). Tapi enggak tentu sih. Kalau penghaslan paling Rp100-200 ribu gitu," kata lelaki yang sudah lama berprofesi penggali kubu sejak 1978-2015 ini. (hur)