Unicef Klaim Sumbang 336 Juta Dollar AS Untuk Aceh


MerahPutih Nasional- Bencana gempa bumi yang disertai gelombang Tsunami yang menerpa Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pada 26 Desember 2004 sudah berlalu. Benca alam terdahsyat di era abad modern itu memang telah merenggut ratusan ribu nyawa manusia. Sedih, pilu, dan menyayat hati bila terkenang dengan bencana alam yang menerjang NAD.
Kini 10 tahun sudah berbalu begitu cepat. Provinsi yang berjuluk Serambi Mekkah itu tidak lagi larut dalam kesedihan mendalam. NAD mulai bangkit, berbenah diri, bangun dan menatap masa depan dengan gemilang. Gedung dan fasilitas umum yang dulu hancur diterjang Tsunami perlahan mulai ipugar. Kehidupan sosial masyarakat juga mulai membaik, geliat ekonomi semakin terasa.
United Nations Children's Fund (Unicef) memberikan pujian atas pencapaian pembangunan di Aceh dan upaya luar biasa setelah 10 tahun mengalami tsunami. Rekonstruksi pembangunan di NAD telah memberikan kesempatan bagi anak-anak di NAD untuk sehat dan kembali mengenyam pendidikan.
"Upaya rakyat Aceh yang luar biasa untuk membangun kembali dengan lebih baik apa yang telah dihancurkan oleh gelombang tsunami, dengan dukungan masyarakat internasional, telah memberikan hasil yang besar," kata Kepala Perwakilan Unicef di Indonesia Gunilla Olsson seperti dilansir dari SerambiIndonesia, Jumat (26/12).
Dalam bencana gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004 lalu, Unicef sendiri menggelontorkan dana sebesar 336 juta dollar Amerika Serikat. Kegiatan tanggap darurat yang dilakukan Unicef adalah salah satu operasi terbesar kemanusiaan dalam sejarah Unicef.
Dana tersebut digunakan untuk pembangunan sarana kesehatan, pendidikan dan pembangunan sistem siaga dini dalam menghadapi bencana Tsunami. Berbagai upaya dilakukan dalam menyelamatkan anak-anak dari kematian dan penyakit, membantu mereka untuk bangkit dari pengalaman yang membuat trauma, membawa mereka kembali bersekolah, serta menyatukan mereka kembali dengan orang tua atau wali mereka.
"Unicef juga fokus pada penguatan sistem kesehatan dan pendidikan, pendekatan baru akan perlindungan anak dan kesiapan darurat bencana," demikian Olsson. (MP/BHD)