Turis akan Bisa Melancong ke Ruang Angkasa Pakai Elevator, 8 Hari Perjalanan

BIASANYA elevator digunakan oleh gedung-gedung yang memiliki banyak lantai. Menuju lantai berapapun akan sangat praktis menggunakan elevator. Cukup menekan tombol, dan pilih lantai yang kamu tuju.

Namun, bagaimana jadinya jika ada sebuah elevator yang bisa mengatarkan kamu ke ruang angkasa? Sekilas memang mustahil. Namun, hal tersebut sepertinya akan terwujud pada tahun 2050 mendatang. Para turis atau mungkin kamu bisa mencoba melancong ke ruang angkasa.

Seperti yang dilansir dari laman Travel+Leisure para peneliti dari Universitas Shizuoka Jepang yang akan mencoba hal tersebut. Akhir bulan ini para peneliti akan melakukan uji coba elevator yang menghubungkan bumi dengan stasiun ruang angkasa dengan kabel.

Nantinya, lift ini dapat mengangkut orang maupun kargo. Akan tetapi masih ada beberapa rintangan yang masih menjadi 'PR' para peneliti. Sebab, menurut lembaga pendidikan dan riset Smithsonian, tidak ada kabel di dunia ini yang mampu menahan gaya gravitasi serta angin keras di atas atmosfer.

Tes pertama akan melibatkan peluncuran roket dari pulau Tanegashima di Jepang. Setelah berada di ruang angkasa, sebuah kotak miniatur lift berukuran panjang 2,4 inci akan bergerak sepanjang kabel 32-kaki antara dua satelit.

"Ini akan menjadi percobaan pertama di dunia untuk menguji gerakan elevator di luar angkasa," kata seorang juru bicara Universitas Shizuoka kepada AFP awal pekan ini. Juru bicara itu yakin akhir bulan ini percobaan tersebut akan membuahkan hasil baik.

Adapun untuk mewujudkan proyek ini, Universitas Shizuoka bekerjsama dengan perusahaan konstruksi asal Jepang, Obayashi Corporation.

Konsepnya lift ini akan memiliki kabel sepanjang 60.000 mil atau sekitar 96.000 km. Perjalanan dari bumi menuju ruang angkasa menggunakan elevator diperkirakan akan memakan waktu selama 8 hari.

Sebenarnya ide membuat elevator menuju ruang angkasa bukan pertama kalinya. Pada tahun 1895 seorang ilmuwan Rusia bernama Konstantin Tsiolkovsky pernah memiliki ide tersebut. Namun, pada tahun 1960-an, insinyur Rusia Yuri Artsutanov tidak setuju dengan adanya gagasan tersebut karena masalah keamanan hidup di ruang angkasa.

Yang pasti kalau memang terwujud, di ruang angkasa bebas dari gempa dan juga angin tornado. Jadi menurut sahabat Merah Putih aman atau tidak? (ikh)

Baca juga: Tahun 2022, Akan Ada Hotel Bintang 5 di Luar Angkasa