Tugas Berat Menanti Timnas Jerman di Piala Dunia 2026

Soffi AmiraSoffi Amira - Senin, 08 Juli 2024
Tugas Berat Menanti Timnas Jerman di Piala Dunia 2026

Jerman harus melakukan regenerasi saat Piala Dunia 2026. Foto: Instagram/dfb_team

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Berstatus sebagai tuan rumah Euro 2024, Jerman harus mengakui ketangguhan Spanyol saat tersingkir di babak perempat final dengan skor 2-1, Jumat (5/7) waktu setempat.

Kekalahan tersebut begitu menyakitkan bagi Jerman. Sebab, Jerman sudah puasa gelar Piala Eropa selama 28 tahun. Terakhir, Jerman mengangkat trofi Piala Eropa 1996 saat era Jurgen Klinsmann dan kawan-kawan.

Ambisi Jerman untuk menjadi "Raja Benua Eropa" pun harus pupus di tangan La Furia Roja, yang kini sama-sama mengoleksi gelar tiga kali Piala Eropa. Kemudian, menjadi dua negara dengan koleksi trofi Piala Eropa terbanyak.

Kekalahan atas La Furia Roja juga menjadi pukulan keras untuk Die Mannschaft yang hanya mampu meraih satu kemenangan dalam lima pertemuan terakhir, tepatnya pada 2014 dalam pertandingan uji coba.

Baca juga:

Hasil Euro 2024: Kalahkan Jerman 2-1 Lewat Perpanjangan Waktu, Spanyol ke Semifinal

Jerman gagal di Euro 2024 setelah disingkirkan Spanyol
Jerman gagal di Euro 2024 setelah disingkirkan Spanyol. Foto: UEFA

Terakhir kali Jerman menundukkan Spanyol di kompetisi resmi terjadi di Piala Eropa 1988 berkat dwigol dari Rudi Voller, yang mengunci kemenangan 2-0.

Sejarah manis itu kemungkinan akan sulit terulang jika Jerman kini tetap berpacu di lintasan yang sama untuk bersaing menghadapi Spanyol atau negara-negara unggulan Eropa lainnya, seperti Prancis, Inggris, Portugal, hingga Belanda.

Pasalnya, Jerman kini dinilai membawa skuad uzur, dengan komposisi skuad yang memiliki rata-rata umur 28,58 tahun. Skuad Jerman sendiri juga masih dihuni oleh pemain-pemain yang berkiprah membawa mereka meraih gelar Piala Dunia 2014, yaitu Manuel Neuer, Toni Kroos, dan Thomas Mueller.

Meski nama-nama tersebut sudah memastikan ajang Euro 2024 merupakan karier terakhir mereka di timnas Jerman, tetapi ada hambatan yang terjadi dalam proses regenerasi. Sebab, hal itu dianggap telat dibanding pesaing-pesaing lainnya.

Baca juga:

Taylor Swift Manggung, Kota di Jerman Berubah Nama Jadi Swiftkirchen

Gaya Permainan Jerman Sedikit Berubah

Jerman terapkan strategi high pressing atau counter-pressing di Euro 2024
Jerman terapkan strategi high pressing atau counter-pressing di Euro 2024. Foto: UEFA

Gaya permainan sepak bola Jerman kini sedikit berubah. Sempat menerapkan possesion football, kini Jerman bermain dengan skema dan strategi high pressing atau counter-pressing yang menekankan para pemain untuk melakukan pressing mulai dari lini depan.

Strategi tersebut lebih dikenal dengan gegenpressing yang diterapkan oleh pelatih asal Jerman, Juergen Klopp bersama Liverpool atau timnya sebelumnya, Borussia Dortmund dan Mainz.

Sebenarnya, strategi ini tak terlepas dari pelatih timnas Austria, Ralf Ragnick, yang menjadi "mahaguru" dari Juergen Klopp dan Julian Nagelsmann. Strategi ini merupakan reaksi yang memberikan tekanan kepada lawan saat dalam situasi perebutan bola dengan menutup setiap ruang umpan lawan.

Semua pemain dalam strategi pressing ini dituntut untuk bergerak menutup ruang saat berada di posisi bertahan dan melakukan pergerakan yang lebih dinamis untuk mengeksploitasi ruang saat dalam posisi menyerang.

Pada ajang Euro 2024, Nagelsmann lebih sering menerapkan formasi 4-2-3-1 yang bisa berganti 3-4-3 saat berada dalam proses transisi.

Hasilnya, strategi counter-pressing tersebut tak begitu mengecewakan dengan Die Mannschaft yang mencatatkan rata-rata 2,21 gol per pertandingan, melepaskan 94 tembakan di seluruh pertandingan, 91 persen akurasi umpan bola per pertandingan, serta penguasaan bola 59 persen.

Jerman juga tampi lebih fleksibel dan dinamis meski masih sering kecolongan saat menghadapi negara-negara dengan skema serangan balik cepat, salah satunya Denmark. Kendala kedua dari strategi Nagelsmann adalah para pemain yang tidak bisa lama memainkan tempo yang diinginkannya dalam strategi pressing ini.

Faktor usia dan stamina menjadi kunci dari penerapan strategi Nagelsmann di tim yang menuntut setiap pemain memiliki daya jelajah tinggi. Faktor tersebut makin terasa ketika Jerman sudah kehilangan daya saat menghadapi Spanyol dan pertandingan memasuki perpanjangan waktu.

Kendala tersebut juga sepertinya dipahami Nagelsmann yang tak punya banyak pilihan dengan kedalaman skuad yang tak begitu klop dengan strateginya.

Kekalahan atas Spanyol juga menjadi pukulan untuk mantan pelatih Bayern Muenchen tersebut agar segera melakukan regenerasi, yang setidaknya dengan skuad muda mampu bermain lebih dengan gaya pressing tingginya.

"Kami memiliki skuad yang tidak terlalu muda. Kami pasti akan mengubah beberapa hal," kata Julian Nagelsmann dikutip dari AFP, Sabtu (7/7).

Baca juga:

Luis de la Fuente Gambarkan Timnas Spanyol bak Kuda Pemenang Usai Kalahkan Jerman

Pekerjaan Berat Menanti Nagelsmann

Julian Nagelsmann harus melakukan regenerasi di Piala Dunia 2026
Julian Nagelsmann harus melakukan regenerasi di Piala Dunia 2026. Foto: UEFA

Kehadiran duet Jamal Musiala dan Florian Wirtz menjadi angin segar bagi Jerman. Pada Piala Eropa kali ini, Musiala dan Wirtz menjadi tulang punggung tim dengan kontribusi yang begitu apik. Musiala tercatat sebagai top skor Jerman dengan torehan tiga gol, sementara Wirtz punya koleksi dua gol.

Musiala dan Wirtz yang baru menginjak 21 tahun, tentunya akan menjadi pondasi utama Nagelsmann hingga beberapa tahun ke depan, terutama saat Piala Dunia 2026.

Selama beberapa tahun ke depan, Nagelsmann akan merombak tim setelah Kroos dan Mueller menyatakan pensiun. Kini, masih ada Neuer (38 tahun) dan Ilkay Gundogan (33 tahun), yang masih mempertimbangkan untuk pensiun dari timnas usai tersingkir dari Euro 2024.

Bukan tidak mungkin, jika Nagelsmann akan melakukan pekerjaan besar dengan melahirkan sejumlah pemain muda potensial, seperti Aleksandar Pavlovic (Bayern Muenchen), Malick Thiaw (AC Milan), Alexander Nubel (VfB Stuttgart), Karim Adeyemi (Borussia Dortmund), dan Josha Vagnoman (VfB Stuttgart).

"Apa lagi yang harus saya katakan setelah kami tersingkir dari Piala Eropa? Tentu saja, kami ingin menjadi juara dunia," ujar Nagelsmann.

Kekalahan pahit ini akan terus berlanjut jika Nagelsmann tak segera melakukan regenerasi tim saat menghadapi Kualifikasi Piala Dunia 2026. (*)

#Olahraga #Sepak Bola #Timnas Jerman
Bagikan
Ditulis Oleh

Soffi Amira

Berita Terkait

Olahraga
Barcelona Masih Terobsesi Kejar Erling Haaland, Berani Bayar Berapa?
Barcelona masih terobsesi untuk mendatangkan Erling Haaland. Meski memiliki masalah keuangan, Barcelona percaya diri bisa mendapatkan tanda tangannya.
Soffi Amira - Kamis, 18 September 2025
Barcelona Masih Terobsesi Kejar Erling Haaland, Berani Bayar Berapa?
Olahraga
Manchester United Raup Pendapatan Rp 15 Triliun, Kenapa Masih Rugi Besar?
Manchester United meraup pendapatan senilai Rp 15 triliun. Namun, mereka masih mengalami kerugian, meskipun meraih pendapatan besar.
Soffi Amira - Kamis, 18 September 2025
Manchester United Raup Pendapatan Rp 15 Triliun, Kenapa Masih Rugi Besar?
Olahraga
Jadi Menpora, Erick Thohir Ingin Perkuat Kapabilitas Pemuda dan Jadikan Olahraga Alat Pemersatu dan Duta Bangsa
Erick Thohir mengutarakan keinginan setelah menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia (RI).
Frengky Aruan - Rabu, 17 September 2025
Jadi Menpora, Erick Thohir Ingin Perkuat Kapabilitas Pemuda dan Jadikan Olahraga Alat Pemersatu dan Duta Bangsa
Olahraga
Denzel Dumfries Bisa Tinggalkan Inter Milan, Manchester City Siap Sambut Kedatangannya
Denzel Dumfries bisa tinggalkan Inter Milan. Kabarnya, Manchester City ingin mendatangkan pemain 29 tahun tersebut.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Denzel Dumfries Bisa Tinggalkan Inter Milan, Manchester City Siap Sambut Kedatangannya
Olahraga
Prediksi Liverpool vs Atletico Madrid: Duel Panas Bakal Tersaji di Anfield
Liverpool vs Atletico Madrid akan berlangsung di Liga Champions, Kamis (18/9) dini hari WIB. Keduanya sudah bertemu sebanyak delapan kali.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Prediksi Liverpool vs Atletico Madrid: Duel Panas Bakal Tersaji di Anfield
Olahraga
Prediksi Bayern Munich vs Chelsea: Ulangi Sejarah Panas Final Liga Champions 2012
Bayern Munich vs Chelsea akan tersaji di Liga Champions, Kamis (18/9) dini hari WIB. Berikut ini adalah prediksi hingga rekor pertemuannya.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Prediksi Bayern Munich vs Chelsea: Ulangi Sejarah Panas Final Liga Champions 2012
Olahraga
Jalani Sidang di Inggris, Thomas Partey Bantah Tuduhan Pemerkosaan terhadap 2 Wanita
Thomas Partey menjalani sidang atas tuduhan pemerkosaan di Inggris. Ia pun membantah tuduhan tersebut. Namun, sidang akan kembali digelar pada 2026.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Jalani Sidang di Inggris, Thomas Partey Bantah Tuduhan Pemerkosaan terhadap 2 Wanita
Olahraga
Masa Depan Kobbie Mainoo Mulai Temui Titik Terang, Manchester United Dapat Tawaran dari Newcastle?
Kobbie Mainoo kabarnya akan segera ditawar Newcastle. Kemungkinan hal ini akan menjadi kabar baik bagi Manchester United.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Masa Depan Kobbie Mainoo Mulai Temui Titik Terang, Manchester United Dapat Tawaran dari Newcastle?
Olahraga
Prediksi Ajax Amsterdam vs Inter Milan: Cristian Chivu Kemungkinan Rombak Susunan Pemain
Ajax Amsterdam vs Inter Milan akan terjadi di Liga Champions, Kamis (18/9) dini hari WIB. Keduanya sama-sama berambisi untuk memenangkan laga ini.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Prediksi Ajax Amsterdam vs Inter Milan: Cristian Chivu Kemungkinan Rombak Susunan Pemain
Olahraga
Aturan Baru Liga Champions Mulai Berlaku, Arsenal Sudah Kehilangan Kesempatan
Aturan baru Liga Champions kini sudah berlaku. Namun, hal itu seakan sudah terlambat bagi Arsenal. Seharusnya, mereka bisa diuntungkan dari aturan itu.
Soffi Amira - Rabu, 17 September 2025
Aturan Baru Liga Champions Mulai Berlaku, Arsenal Sudah Kehilangan Kesempatan
Bagikan