Trik Pemprov Kaltim Dalam Mengembangkan Kawasan Wisata


Taman Mangrove. IIustrasi (Foto:Pixabay.com/@tpsdave/CC0/free_image)
Pemerintah daerah atau Dinas Pariwisata memang harus punya trik tersendiri untuk menjual wilayahnya yang dianggap memiliki potensi wisata.
Pemerintah provinsi Kalimantan Timur mengandalkan sejumlah profesor dari perguruan tinggi ternama di kawasan itu, sebagai penilai bidang pariwisata.
Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Suharno, di situs wisata bontang mengingatkan untuk menentukan satu kawasan memiliki potensi wisata, harus berpatokan pada analisis SWOT yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
“Jangan semata-mata selalu berpikiran tentang output dan pendapatan daerah. Nah kalau ke Bontang, bukan semata-mata untuk wisata, tapi potensi industrinya. Jadi, pariwisata itu merupakan sebuah dampak dari industri, investasi, bisnis, hingga aktivitas pendidikan. Karena itu semua merupakan alat untuk berwisata,” kata Suharno.
Kondisinya pasti berbeda antara Bali, Yogyakarta dan Bontang. Sebagai kota industri Bontang tidak bisa berharap pada potensi wisata alam. Apalagi luasnya hanya 497,57 kilometer persegi, dengan luas daratan hanya sekitar 30 persen saja.
Tapi Suharno melihat ada potensi besar wisata di Bontang. Misalnya, dari taman mangrove yang ada. Itu menurutnya merupakan potensi wisata yang tidak sengaja.
Untuk wisata terang Suharno ada standarisasinya. Mulai dari kenyamanan, kelengkapan fasilitas, dan infrastruktur penunjang lainnya. Menurut pengamatannya, fasilitas yang ada di Bontang lebih cocok untuk industri, bisnis, dan pendidikan.
FL Soediran, guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Samarinda mengatakan, taman mangrove akan dikembangkan untuk wisata alam, sebagai wisata kuliner, dan Taman Bontang City Park.
“Wisata di Bontang dirancang bisa memberikan multiplier effect. Misalnya, potensi kelautan untuk kesejahteraan nelayan, wisata industri untuk studi banding, serta wisata taman mangrove untuk pendidikan,” terang Soediran.
Diusahakan Bontang tidak terfokus pada penanganan wisata alam. Dengan sendirinya pendapatan ke daerah akan masuk secara kontinyu, dengan prinsip income besar tapi modal murah.
Sudarsono dari Badan Pusat Statistik Kaltim menyoroti taman mangrove di Kelurahan Berbas Pantai. Menurutnya, kualitas bangunan di taman mangrove tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mungkin karena mengejar target. Namun tim ini dibentuk bukan semata untuk kompetisi, tapi menjadi motivator,” ujarnya. (dsyamil)
BACA JUGA: