Tren Kafe Burung Hantu di Jepang

MerahPutih Travel – Jepang memang selalu memiliki banyak ide untuk menarik perhatian dunia. Negeri para samuai ini memang dikenal dengan imajinasi dan segala inovasi masyarakatnya. Bukan hanya dibidang teknologi saja, Jepang selalu memiliki ide-ide segar dalam dunia fesyen, hiburan, gaya hidup, hingga kafe unik satu ini.

Jika sebelumnya tren kafe kucing menjamur di Jepang dan banyak diikuti beberapa restoran di negara berbeda, kini kafe burung hantu sedang digandrungi masyarakat negeri matahari terbit itu.

Seperti yang dilansir news.com.au, Di Tokyo ada sebuah kafe yang menyajikan makanan dan minuman dengan burung hantu. Kafe Fukurou no Mise yang berati 'toko burung hantu' menarik banyak perhatian para pengunjungnya.

Di sini, Anda bisa menikmati berbagai kue berbentuk burung hantu dan berbagai minuman hangat seperti kopi dan teh.

Meski burung-burung bermata besar itu tidak boleh disentuh pengunjung tanpa instruksi petugas, kafe ini tetap menarik banyak perhatian.

BACA JUGA: Zanskar, Pesona Tersembunyi di Lereng Himalaya

Karena ramai, Anda harus antre untuk mendapatkan kursi di kafe ini. Bahkan Anda harus mengeluarkan uang 2000 yen atau sekitar Rp.200ribu hanya untuk mendapatkan kursi.

Di dalam kafe ada buku panduan berbahasa Inggris yang berisi tentang peraturan untuk tidak menyentuk burung hantu tanpa izin petugas, atau pun dilarang menggunakan kamera dengan flash yang bisa membuat burung hantu stres.

Ada berbagai jenis burung hantu dalam kafe ini, dari yang ukuran paling kecil hingga terbesar. Bahkan ada jenis burung hantu bertanduk dengan kuku yang tajam.

Ada berbagai kafe burung hantu di jepang, Fukurou no Mise ini hanya salah satunya. Kafe ini memiliki jam kunjungan yang sering berubah, untuk itu anda coba cek situs resminya terlebih dahuli jika ingin berkunjung. http://profile.ameba.jp/fukurounomise/

Bagaimana, menarik bukan? Bisa jadi tren kafe burung hantu ini juga merebak di Indonesia dalam waktu dekat, siapa tahu!.

BERITA LAINNYA:

Perpustakaan MPR RI Tak Pasang Foto Jokowi, Kenapa?

Banyak Buku Tentang Soeharto di Perpustakaan MPR/DPR