Pilpres 2019

TKN: Secara Matematis dan Statistik, Prabowo Sulit Menang

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 07 April 2019
TKN: Secara Matematis dan Statistik, Prabowo Sulit Menang

Jokowi-Prabowo. Foto: ANTARA

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Usman mengatakan secara matematis dan statistik, Prabowo-Sandiaga Uno sulit memenangkan Pilpres 2019.

Usman menyampaikan, Pilpres 2019 hanya diikuti oleh dua pasang kandidat. Kondisi itu membuat suara pemilih dinilai sulit terpecah dengan selisih yang tinggi. Dirinya menghitung selisih suara yang tinggi hanya bisa dicapai jika Pemilu diikuti minimal tiga pasang kandidat.

Jokowi-Prabowo
Jokowi-Prabowo

"Di Pilpres 2009 contohnya, dengan tiga kompetitor. Pak SBY bisa dapat 60 persen suara lebih dan selisihnya cukup jauh dengan Bu Mega dan Pak JK. Nah, jadi dari hitungan matematika, hitungan survei, (target Prabowo) itu tidak mungkin," ujar Usman di Jakarta, Sabtu (6/4).

Lagipula, Usman menegaskan, banyak lembaga survei kredibel juga memprediksi kemenangan Jokowi-Ma'ruf dengan selisih di kisaran belasan persen saja dibanding Prabowo-Sandi. Dengan demikian, pernyataan Prabowo dinilai sekadar target yang tidak realistis semata.

"Secara matematika dan statistik tidak mungkin. Kami saja tidak pernah mengatakan ingin menang selisih sekian, selisih sekian," ujar Usman.

Ia meyakini suara yang diraup kubu oposisi di Pilkada DKI 2017, akan mudah dialihkan untuk perolehan suara Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

"Di DKI mungkin Pilkadanya menang tim sebelah, tetapi (di Pilpres) kita bisa mencuri, sehingga kita bisa menang di DKI," ujar Usman.

Adapun, Usman menyampaikan, faktor-faktor signifikan yang bisa membuat Anies-Sandi sebagai kandidat oposisi menang di Pilkada DKI contohnya pengerahan massa besar-besaran dalam 'Aksi 212'.

Usman menegaskan, situasi politik yang berbeda di Pilpres akan membuat strategi oposisi tidak mempan untuk mendulang suara lagi di Jakarta.

"Tidak selamanya Pilpres bisa disamakan dengan Pilkada. Ada situasi-situasi yang berbeda. Di DKI, faktor (aksi) 212 menjadi penting. Tetapi di Pilpres, relatif tidak ada peristiwa itu," ujar Usman.

Jokowi-Prabowo
Jokowi-Prabowo

Usman lantas mencontohkan kemenangan kubu petahana di Pilkada Jabar 2018 dengan terpilihnya Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum sebagai gubernur-wagub Jabar. Usman menekankan, Pilkada Jabar merupakan contoh bagaimana kubu petahana bisa membalikkan keadaan sehingga merebut suara oposisi.

"Di Pilkada Jabar, kita bisa membalik itu, Ridwan Kamil menang. Saya kira, situasi seperti itu, bisa juga terjadi di DKI (saat Pilpres)," ujar Usman. (Knu)

#Jokowi-Ma'ruf Amin #Prabowo-Sandiaga #Pilpres 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Survei Charta Politika Sebut 61 Persen Pemilih Jokowi Pilih Ganjar
Salah satu yang menarik dari survei nasional ini adalah 61 persen pemilih Jokowi-Ma'ruf yang menetapkan pilihannya ke Ganjar Pranowo
Andika Pratama - Senin, 15 Mei 2023
Survei Charta Politika Sebut 61 Persen Pemilih Jokowi Pilih Ganjar
Indonesia
Survei Algoritma: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi, tapi Tak Setuju Pemilu Ditunda
Namun, hal tersebut tak lantas membuat wacana penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden mendapat kata setuju dari mayoritas publik.
Andika Pratama - Senin, 23 Januari 2023
Survei Algoritma: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi, tapi Tak Setuju Pemilu Ditunda
Indonesia
Ada Kemunduran Demokrasi di 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin
"Ada kemunduran demokrasi yang sangat signifikan dan perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Kasus peretasan, doxing dan berbagai kasus lainnya yang menimpa aktivis pro demokrasi," imbuhnya.
Andika Pratama - Jumat, 21 Oktober 2022
Ada Kemunduran Demokrasi di 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin
Indonesia
Tindakan Represif Aparat Penegak Hukum Meningkat di 3 Tahun Jokowi-Ma'ruf
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Fitri Maulidiyanti menilai, janji Jokowi melakukan reformasi Polri demi meningkatkan kepercayaan publik kepada Polri juga dianggap belum berhasil.
Mula Akmal - Jumat, 21 Oktober 2022
Tindakan Represif Aparat Penegak Hukum Meningkat di 3 Tahun Jokowi-Ma'ruf
Bagikan