Tingginya Minimalisasi Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, KAI dan DJKA Uji Coba Sistem Panic Button di Semarang


Petugas melamukan uji coba sistem panic button di Perlintasan Sebidang Jalan Madukoro, Semarang. (foto: dok KAI)
MERAHPUTIH.COM - KAI bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Kota Semarang telah melakukan uji coba sistem panic button di perlintasan sebidang Jalan Madukoro (JPL Nomor 6), Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/7).
Inisiatif ini hadir sebagai respons terhadap tingginya potensi kecelakaan di perlintasan sebidang yang masih menjadi titik rawan, terutama di wilayah perkotaan dengan lalu lintas padat seperti Semarang. Seiring peningkatan kecepatan kereta api yang kini bisa mencapai 120 km/jam, sistem keselamatan tambahan menjadi semakin krusial.
Sistem panic button terdiri dari tiga komponen utama yaitu tombol darurat, panel kontrol, serta lampu dan sirine peringatan. Tombol ini berada di pos penjaga perlintasan dan terkoneksi langsung dengan sistem peringatan visual dan audio yang dipasang sejauh 1 kilometer ke kiri dan kanan perlintasan.
Dalam kondisi normal, lampu indikator tetap padam yang berarti lintasan aman dilalui. Namun, jika tombol darurat ditekan, misalnya karena ada kendaraan mogok atau rintangan lain di jalur, lampu merah mulai berkedip disertai bunyi sirene. Ini menjadi sinyal kuat bagi masinis bahwa kondisi tidak aman dan perlu dilakukan pengereman darurat.
Rancang bangun sistem ini juga memperhitungkan jarak pengereman optimal sehingga masinis memiliki waktu yang cukup untuk menghentikan kereta secara aman dan tepat waktu.
Baca juga:
PT KAI Tutup Hampir 30 Perlintasan Sebidang, Sisa 12 Belum Ditertibkan
Vice President of Public Relations of KAI Anne Purba mengatakan teknologi ini merupakan bagian dari strategi besar KAI dalam memodernisasi sistem keselamatan. "Lewat sistem panic button, KAI ingin menghadirkan solusi praktis dan terukur dalam mencegah kecelakaan. Ini jadi langkah nyata kami untuk menghadirkan perjalanan yang makin aman, selamat dan andal," ujar Anne.
Kehadiran sistem ini lebih daripada sekadar alat bantu teknis, tapi juga menunjukkan bagaimana teknologi bisa memperkuat peran petugas jaga perlintasan dalam merespons situasi darurat secara cepat dan tepat.
Semarang menjadi kota uji coba karena mewakili kompleksitas lalu lintas perkotaan yang padat, dinamis, dan penuh interaksi antara moda transportasi. Dengan frekuensi perjalanan KA yang terus meningkat, sistem panic button diharapkan menjadi standar baru yang bisa direplikasi di perlintasan-perlintasan lain yang berisiko tinggi. KAI juga aktif menggandeng instansi pemerintah dan masyarakat untuk terus mengedukasi pentingnya disiplin berlalu lintas di perlintasan sebidang. Kampanye keselamatan secara daring maupun luring terus digencarkan agar kesadaran publik semakin meningkat.
"Keselamatan bukan hanya soal teknologi, tapi juga budaya. Oleh karena itu, kami terus berinovasi dan melibatkan semua pihak demi mewujudkan perlintasan yang lebih aman bagi semua pengguna jalan dan pelanggan kereta api," tutup Anne.(Asp)
Baca juga:
Sepanjang 2025, PT KAI Tutup 156 Perlintasan Sebidang demi Tingkatkan Keselamatan
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Angkut 37,4 Juta Ton Batu Bara, KAI Jaga Ketahanan Energi untuk 158 Juta Penduduk Jawa dan Bali

KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

KA Makassar–Parepare Layani Lebih dari 204 Ribu Pelanggan Sepanjang Januari–Agustus

10 Stasiun Jadi Favorit Keberangkatan Pengguna Kereta Long Weekend Maulid Nabi

Long Weekend, 20.230 Penumpang Berangkat dari Daop 6 Yogyakarta

PT KAI Operasikan 85 Perjalanan Per Hari Dari Jakarta Selama Libur Maulid Nabi Muhammad 2025

Sambut Long Weekend, KAI Daop 6 Yogyakarta Sediakan 2 KA Tambahan

Tingginya Animo Masyarakat Selama Libur Panjang, PT KAI Daop 1 Jakarta Angkut 147 Ribu Penumpang

Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota

Pendaftaran Lowongan Masinis KAI Diperpanjang Sampai Besok 3 September
