The Twilight Saga; Mahluk Abadi Bernama Manusia (2)

MELONGOK ke dalam film The Twilight Saga, banyak simbol-simbol yang mengidentifikasikan keberadaan diri kita dalam bermasyarakat. Bella sebagai orang baru dalam komunitasnya itu benar-benar dimasukan ke dalam dunia yang memang sama sekali baru dengan budaya yang bereda. Baik dalam komunitasnya sebagai manusia, ataupun ketika berhadapan dengan keluarga Cullen.

Sebagai mahluk yang fana, manusia selalu berhadapan dengan sesuatu yang baru dalam kehidupan kesehariannya. Dalam komunitas baru sekalipun manusia dapat dengan mudah beradaptasi. Ada nilai-nilai yang kemudian dapat diserap dengan mudah adapula yang membutuhkan waktu untuk mencernanya. Sama halnya dengan Bella yang harus mencerna dengan baik keputusannya mendampingi Edward untuk beberapa abad ke depan.

Dalam film ini vampire tetaplah dalam bentuk manusia, atau paling tidak menggambarkan sebagai bentuk keinginan manusia untuk hidup abadi. Dasar sebagai manusia tetaplah sama, ada yang baik, tak kurang yang jahat. Kedua keseimbangan ini ada dalam komunitas vampire yang dalam film ini bukan sebagai segerombolan mahluk yang memangsa manusia sebagai santapannya.

Pengorbanan yang dibuat Bella menjadi mahluk abadi bukan sekedar mengorbankan diri atas nama cinta. Namun ia menjadi manusia seutuhnya berhadapan dengan kematian yang ada di depan matanya. Ia meninggalkan semua masa lalunya sebagai manusia.

Bella memasuki tingkatan lain dalam kehidupannya. Ini seperti kebanyakan manusia yang melakukan perubahan dalam kehidupannya untuk mendapatkan kehidupan yang lain yang bisa jadi lebih baik. Hanya saja yang dilakukan oleh Bella penuh konsekuensi, tidak ada kata mundur sama sekali sebab dampaknya permanen.

Menonton The Twilight Saga seperti menonton kehidupan manusia secara utuh. Hanya dengan kemasan yang jauh lebih menarik. Mahluk abadi seperti vampire memang tidak pernah ada, hanyalah mitos. Mahluk abadi yang sebenarnya hanyalah manusia. (psr)