Tetap Berolahraga saat Berpuasa, Ini yang Perlu Diperhatikan


Ilustrasi jogging. (Unsplash/Arek Adeoye)
MerahPutih.com - Masyarakat tetap dianjurkan berolahraga saat berpuasa. Namun harus memperhatikan beberapa hal seperti waktu, durasi dan intensitas yang tepat.
Hal ini seperti disampaikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) dr Risky Dwi Rahayu, Sp.KO. dikutip dari Antara.
"Meskipun menjaga kebugaran tubuh selama berpuasa dapat menjadi tantangan, puasa tidak harus menjadi halangan untuk tetap beraktivitas fisik," kata Risky Dwi Rahayu.
Baca Juga:
Menurut Risky, terdapat tiga waktu terbaik untuk melakukan latihan fisik saat berpuasa. Pertama, setelah sahur.
Dengan berolahraga setelah sahur, cadangan energi masih optimal, tetapi terdapat risiko dehidrasi, karena harus berpuasa sampai waktu berbuka tiba.
Kemudian kedua dilakukan sebelum buka puasa. Keuntungan dari berolahraga sebelum berbuka puasa adalah setelah selesai berolahraga, dapat langsung makan dan minum untuk pemulihan dan hidrasi, tetapi cadangan energi sebelum latihan fisik lebih sedikit.
Sedangkan ketiga setelah berbuka puasa. Pada waktu tersebut, sudah ada energi sebelum mulai berolahraga dan dapat rehidrasi dengan mudah.
"Dengan melihat jadwal latihan yang direkomendasikan tersebut, sebaiknya lakukan latihan fisik dengan intensitas ringan atau intensitas sedang pada waktu setelah sahur dan sebelum berbuka," katanya.
Baca Juga:
Menjaga Kulit Tetap Sehat dan Glowing saat Berpuasa
Latihan intensitas tinggi bisa dilakukan setelah berbuka puasa. Latihan fisik dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar ruangan.
Beberapa jenis olahraga yang baik dilakukan saat berpuasa adalah brisk walk atau jalan cepat, jogging, bersepeda, senam tai chi, senam aerobik atau zumba, yoga dan lainnya. Durasi berolahraga saat berpuasa tidak berbeda dari ketika tidak berpuasa.
Untuk latihan kardiorespirasi atau aerobik, Risky menyarankan untuk melakukannya dengan intensitas sedang sebanyak 150 menit per minggu yang dapat terbagi menjadi tiga sampai lima kali seminggu.
Sedangkan latihan kekuatan dapat dilakukan dua sampai tiga kali seminggu untuk otot ekstremitas atas, batang tubuh, dan ekstremitas bawah dengan jumlah set dua sampai tiga, dan repetisi per setnya delapan sampai 12.
Dalam kondisi puasa, konsentrasi individu yang berolahraga berkurang, karena turunnya cadangan energi. Hal ini dapat menambah risiko cedera, yang dapat muncul akibat faktor individu, lingkungan, dan faktor pencetus.
Baca Juga:
Dengan demikian, lanjutnya, perlu dilakukan penilaian risiko cedera secara individual, memperhatikan keamanan lingkungan, dan memilih waktu latihan yang tepat guna menurunkan risiko cedera saat berolahraga dalam kondisi puasa. (*)
Bagikan
Frengky Aruan
Berita Terkait
Chelsea Hadapi 74 Dakwaan Terkait dengan Pembayaran Agen, Terancam Sanksi Denda hingga Larangan Transfer

Bangga Banget! Indonesia Bawa Pulang 4 Emas di World Cup Beach Woodball Championship 2025

Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme

Makin Naik Kelas, Kejurnas Layangan Aduan 2025 Resmi Digelar!

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

PSMS Punya Presiden Klub Baru, Fendi Jonathan Pimpin ‘Ayam Kinantan’ kembali ke Level Atas

Juara Umum Asian Cup Woodball Championship, Ketua NOC Indonesia Yakin Bisa Borong Medali Emas di SEA Games Thailand 2025

Badan Boleh Kecil, tetapi Tekad dan Semangat 2 ‘Bocah’ Woodball Indonesia Besar di Kejuaraan Asia

Woodball Disebut Cocok untuk Semua Kalangan, Hanya Butuh Konsentrasi dan Konsistensi

Atlet Hong Kong Puji Acara Pembukaan Asian Cup Woodball Championship 2025, Sebut Venue JSI Resort yang Terbaik
