Terkait Soal Anggaran, Malaysia Tunda Pemulangan TKI

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Selasa, 07 Maret 2017
Terkait Soal Anggaran, Malaysia Tunda Pemulangan TKI

ILUSTRASI, TKI di Pelabuhan Nunukan. (FOTO Antara)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Karena kesulitan soal biaya, pemerintahan kerajaan Malaysia batal mendeportasi ratusan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang telah menjalani hukumannya di pusat tahanan sementara (PTS), Negeri Sabah.

Hal ini juga diakui Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu Negeri Sabah, Malaysia, Ahmad DH Irfan melalui Ketua Satgas Perlindungan WNI, Hadi Syarifuddin lewat pesan singkatnya, Selasa (7/3).

Menurutnya, penundaan pemulangan TKI ini juga terjadi karena belum adanya kesepakatan antara pemerintah Negeri Sabah dengan pengelola Pelabuhan Tawau soal biaya masuk dan biaya tiket kapal menuju Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

"Malaysia tidak punya biaya untuk memulangkan TKI yang sudah menjalani hukuman. Makanya sampai sekarang belum ada kepastian waktu pemulangan pertama 2017," ucap Hadi Syarifuddin.

Berdasarkan informasi dari pemerintah Negeri Sabah, kata dia, ada permasalahan kontrak pemulangan TKI ilegal dengan biaya yang harus dikeluarkan saat ini.

Terkait dengan permasalahan tersebut, pemerintah negara itu terus bernegosiasi dengan pengelola Pelabuhan Tawau agar ribuan TKI yang menyesaki seluruh PTS dapat dideportasi secepatnya.

Sebenarnya jumlah TKI ilegal yang siap dideportasi pada awal 2017 sebanyak 250 orang yang berasal dari PTS Kemanis Papar dan Menggatal Kota Kinabalu 175 orang ditambah dari PTS Sibuga Sandakan sebanyak 70 orang lebih.

Namun, ditunda pemulangannya karena belum ada kesepakatan biaya transportasi dan biaya masuk pelabuhan antara pemerintah Negeri Sabah dengan pengelola Pelabuhan Tawau. Saat ini, KJRI Kota Kinabalu terus memantau kondisi TKI yang sedang menjalani hukuman di PTS-PTS sebelum dideportasi ke Indonesia melalui Kabupaten Nunukan.

#TKI Dipulangkan #Indonesia Malaysia #Kerjasama Indonesia Dan Malaysia
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Bagikan