Terapi Listrik untuk Menyembuhkan Stroke, Apakah Manjur?


Terapi listrik tidak menyembuhkan (Foto: Pexels/Pixabay)
PASIEN stroke selalu menjalankan berbagai macam cara metode pengobatan demi mendapatkan kesembuhan. Selain jalur medis, metode pengobatan alternatif menjadi pilihan. Salah satunya yang cukup dikenal masyarakat ialah metode terapi listrik.
Bahkan ada metode terapi lisrtrik yang sempat marak beberapa tahun silam karena dilakukan di atas rel kereta. Pasien tinggal berbaring di atas rel kereta lalu dikejutkan dengan aliran listrik. Beberapa pasien pun mengaku sembuh karena menjalani cara tersebut.
Untuk terapi listrik, apakah khasiatnya memang bermanfaat seperti demikian? Hal tersebut langsung dibantah Dr Mohammad Kurniawan, SpS(K) saat ditemui Merahputih.com dalam seminar bertajuk Hasil Studi Xanap: Rivaroxaban untuk Pencegahan Stroke bagi Pasien dengan Fibrilasi Atrium di Asia di Hotel Double Tree, Jakarta Pusat, Kamis (20/9).
Menurut Mohammad, metode terapi harus memiliki sebuah bukti ilmiah. Dalam hal ini, terapi listrik hanyalah menjadi sebuah sugesti untuk mendapatkan kesembuhan. "Sebenarnya cara orang memberikan alternatif tidak ada bukti ilmiahnya. Kalau berbicara terapi, harus ada bukti ilmiahnya," ujarnya.

Dokter yang berpraktik di RSCM, Jakarta, menambahkan, ia tidak menganjurkan terapi listrik karena tidak ada kaitannya menyembuhkan penyakit stroke menggunakan aliran listrik. Ia tetap menegaskan konsultasi dengan dokter harus diutamakan. "Mekanismenya dengan hubungan stroke sama sekali tidak ada. Bisa dibilang itu terapi yang tidak dianjurkan," tambahnya dengan tegas.
Perihal pasien yang bisa sembuh karena terapi listrik, menurut Mohammad, hanyalah sebuah kebetulan belaka. Pasien stroke yang bisa sembuh dengan terapi listrik bisa dihitung dengan jari. Keberhasilan terapi listrik juga hanya dibuktikan melalui testimoni yang tentu saja tidak bisa dipastikan kebenarannya.
Demikian juga kalau memang sembuh bisa jadi karena pasien ternyata hanya mengalami gejala awal stroke atau stroke ringan yang bisa hilang hanya dalam waktu sebentar. Meskipun demikian, stroke bisa saja kambuh di kemudian hari. Ia juga menapak tilas fenomena batu Ponari yang marak beberapa tahun lalu. Ponari disebut-sebut bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
"Tolong dibedakan antara testimoni dan bukti ilmiah. Kalau testimoni banyak orang dikasi air putih sama Ponari sembuh. Tapi berapa sih yang sembuh?" imbuhnya.
Ia pun berpesan bagi setiap orang yang mengalami gejala stroke agar segera pergi ke dokter. Gejala stroke termasuk hilangnya penglihatan, mendadak tidak bisa bicara, dan sering kebas di bagian lengan dan kaki.
Selain itu, ia menyarankan agar rajin menjalankan fisioterapi medis. Fisioterapi akan sangat berkhasiat jika dilakukan enam bulan pertama terkena penyakit stroke. Tentu semuanya juga kembali lagi dengan gaya hidup yang sehat. "Jadi kalau sudah telanjur ada kelumpuhan, harus rajin datang (fisioterapi)," tukasnya.(ikh)
Baca juga: Rutin Konsumsi Pepaya, Risiko Stroke Jauh