Tatang Koswara, Siluman Penebar Maut Bagi Fretilin

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Rabu, 04 Maret 2015
Tatang Koswara, Siluman Penebar Maut Bagi Fretilin

Sniper legendaris Tatang Koswara (Foto: Youtube)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Nasional - Peltu TNI (Purn) Tatang Koswara pada Selasa malam (3/3) tutup usia dala usia 68 tahun. Purnawirawan TNI yang juga penembak jitu (sniper) terbaik Indonesia itu meninggal usai menghadiri acara Talk Show di salah satu stasiun televisi swasta ternama.

Almarhum Tatang Koswara dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sayuran Cangkuang, Bandung pada Rabu (4/3). Tatang sendiri dimakamkan dengan cara militer.

Tatang sendiri masuk sebagai prajurit TNI AD pada tahun 1967. Ia masuk sebagai tentara tidak sengaja. Selama berdinas sebagai prajurit, Tatang pernah beberapa kali diterjunkan dalam operasi militer. Salah satunya adalah saat dirinya bertugas memerangi gerakan separatis Fretilin di Timor-Timur pada tahun 1977 hingga 1978.

Sebagai seorang sniper, Tatang adalah sosok menakutkan bagi musuh-musuhnya. Di Palagan Timtim itulah Tatang berhasil menembak mati 41 orang personel Fretilin. Lewat moncong senjata Winchester model 70, puluhan musuh tumbang dihabisi Tatang.

Kepiawaian Tatang sebagai sniper terbaik dunia diakui. Dalam buku "Sniper Training, Tachniques and Weapons" karangan Peter Brookesmith, Tatang menjadi sniper terbaik no 14 di dunia.

Sebelum pergi menghadap ilahi, Tatang bercerita soal pengalaman menegangkan selama bertugas di Timtim. Dalam setiap aksinya Tatang dibekali 50 butir peluru. 49 peluru digunakan untuk menghabisi musuh-musuhnya dan 1 butir peluru digunakan untuk menghabisi nyawa dirinya sendiri saat ditangkap musuh. (Baca juga: Sniper Terbaik Itu tidak Berniat Jadi Tentara

Pada saat operasi Seroja di Timtim Tatang menggunakan Sandi S-3 alias siluman. Kata Siluman sendiri dimaksudkan karena misi yang diemban Tatang bersifat rahasia, sedangkan angka 3 merujuk pada peringkat yang didapatkan dirinya saat mengikuti pendidikan sniper dari Kapten Conway, anggita Green Barets Amerika Serikat pada tahun 1974 silam. Dalam latihan selama 2 tahun tersebut Tatang dinyatakan lulus dan berhak menggunakan senjata Winchester model 70. Sebuah senjata yang mampu menembak target sasaran sejauh 900 hingga 1.000 meter.

Dalam operasi di Timtim, Tatang dibawah kendali Letnan Kolonel Edi Sudrajat. Tatang sendiri membawahi beberapa wilayah operasi yaitu Remexio, Lautem, Viqueque, Aileu, Becilau dan Bobonaro.

"Saya biasa membidik kepala," kata Tatang pada Selasa (3/3).

Pada suatu ketika saat sedang bertugas di Timtim, Tatang terjebak digerombolan milisi Fretilin. Saat itu ada sekitar 30 anggota Fretilin, target utama Tatang adalah melumuhkan sang Komandan. Singkat cerita berbekal kemahirannya Tatang berhasil menghabisi nyawa sang Komandan Fretilin. Melihat sang Komandan jatuh tewas tersungkur, puluhan prajurit Fretilin segera melakukan serangan membabi-buta.

Dalam serangan yang dilakukan secara ganas, dua peluru pantulan bersarang dibetis kanannya. Darah segera mengucur deras membasahi baju prajurit Tatang. Meski sudah ditembak musuh, namun Tatang tetap tidak bergerak dari posisinya. Dalam kegelapan malam Tatang terus bersembunyi, kemudian ia menggunakan gunting kuku untuk mencabut dua buah butir peluru yang bersarang di betis kanannya.

Pada tahun 1994 silam, Tatang pensiun dari dunia militer dengan pangkat terakhir adalah Pembantu Letnan Satu (Peltu). Meski sudah pensiun, Tatang masih diminta untuk melatih prajurit TNI. Pada tahun 2004 Tatang pernah melatih 60 orang Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Puluhan calon sniper pasukan Khusus tersebut dilatih Tatang selama 2 bulan lebih. (bhd)

#Tatang Koswara Wafat #Penembak Jitu #Sniper Terbaik Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Bagikan