Taktik Pedang Bermata Dua Jokowi Incar Penguasa Lahan di Kubu 01 dan 02


Capres Jokowi dan Prabowo Subianto bersama Ketua KPU Pusat Arief Budiman (Foto: Antaranews)
MerahPutih.com - Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika melayangkan tantangan kepada para penguasa konsesi lahan di tanah air untuk mengembalikannya ke negara menuai pujian sebagai taktik pedang bermata dua mencegah lahan dikuasai segelintir elit.
Tantangan itu dinilai tak hanya menyasar Calon Presiden (Capres) 02 Prabowo Subianto, tetapi juga mengingatkan para pemegang sertifikat lahan Hak Guna Usaha (HGU) di lingkaran Jokowi sendiri.
"Tantangan Jokowi bijak. Tidak hanya untuk Prabowo tetapi semuanya. Berlaku untuk kubu 02, tetapi kubu 01 (Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin) juga di pihaknya sendiri," kata Pengamat Politik Ujang Komarudin, saat dihubungi MerahPutih.com, Jakarta, Senin (25/2).
Kepada Prabowo, kata Ujang, Presiden hanya merespons sekaligus menagih janji yang disampaikan pesaingnya itu saat debat Capres kedua 17 Februari lalu. Kala itu Prabowo menyatakan rela mengembalikan penguasaan HGU lahan di Kalimantan dan Aceh 340.000 hektare (ha) jika diminta pemerintah sebagai wujud sikap patriotik kepada bangsa dan negara. "Itu pernyataan pak Prabowo sendiri yang disaksikan seluruh rakyat Indonesia," imbuh dosen Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) itu.

Namun, Ujang menilai tantangan Jokowi sekaligus mengingatkan para politikus dan pengusaha di lingkaran dalamnya sendiri agar bersedia mengembalikan HGU. Dikutip dari Tempo, lahan korporasi yang terhubung langsung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf dan tim bayangannya mencapai 140 ribu ha lebih di seluruh nusantara.
Angka ini berasal dari perusahaan yang terhubung dengan Ketua TKN Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo, Ketum Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh, dan Ketum Hati Nurani Rakyat (Hanura) Oesman Sapta Odang.
"Artinya jelas Jokowi sebagai kepala negara kepala pemerintahan bersikap adil. Bukan cuma menyerang kubu lawan, tetapi mengkoreksi di kubu sendiri," tutur Ujang.
Menurut Ujang, tantangan Jokowi itu solusi nyata membereskan keruwetan penguasaan lahan di Indonesia yang hanya dikuasai segelintir kelompok elit. Meski tidak memaksa, lanjut dia, Jokowi dengan cerdas menggunakan ketakutan sanksi publik untuk menekan mereka. "Poinnya jelas, silakan kalau mau. Mereka bisa mau, bisa tidak. Tapi akhirnya publik kan yang menilai," tegas dia.

Sementara itu, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhud Aliyudin menyebut tantangan Jokowi itu hanya upaya untuk mencari simpati publik mendekati waktu pencoblosan. Namun, upaya ini dianggap bakal sia-sia dan malah menjadi blunder bagi petahana.
"Percuma isu itu digunakan jika hanya untuk raih simpati rakyat. Karena waktunya terlalu pendek. Apalagi jika hanya bertujuan untuk menyerang Pak Prabowo terkait kepemilikan lahan," kata dia, saat dikonfirmasi.
"Tanpa sadar dia sedang 'nabok' tim di lingkaran-nya sendiri yang banyak pegang konsesi lahan," imbuh Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Sebelumnya, Jokowi seolah menyindir kembali Prabowo terkait kepemilikan lahan HGU di Kalimantan Timur dan Aceh saat berpidato di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jabar, Minggu malam (24/2).
Presiden menantang kesediaan para penerima konsesi lahan dengan ukuran besar untuk mengembalikannya kepada negara. "Saya tunggu, saya tunggu, saya tunggu, sekarang dan akan saya bagikan untuk rakyat kecil karena masih banyak rakyat yang membutuhkan," kata dia, dalam acara bertajuk, "Konvensi Rakyat; Optimis untuk Indonesia Maju". (*)