Susi Susanti Ungkap Penyebab Tunggal Putri Indonesia Belum Bisa Bersaing di Dunia
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat bertanding di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, 28 Juli 2021. (ANTARA/REUTERS/Yohei Osada/AFLO/Yohei Osada)
MerahPutih.com - Legenda bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti menyoroti masalah tunggal putri Tanah Air yang selalu kalah bersaing dalam multievent olahraga internasional, termasuk SEA Games dan Asian Games.
Indonesia terakhir meraih medali emas tunggal putri di SEA Games pada tahun 2013 silam di Myanmar. Saat itu Bellaetrix Manuputty menundukkan pemain Thailand, Busanan Ongbamrungphan. Sedangkan di Asian Games, Indonesia hanya pernah sekali mencicipi medali emas tunggal putri melalui Minarni.
Baca Juga
Menurut Susi, ada beberapa penyebab sektor tunggal putri belum bisa bersaing di dunia, salah satunya adalah masalah regenerasi pemain yang dinilai belum sebaik sektor tunggal dan ganda putra.
"Pemain-pemain putri kita tidak sebanyak putra bibitnya. Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra. Itulah yang membuat kenapa sampai sekarang di sektor putri sendiri, kita masih belum menunjukkan prestasi yang diharapkan," kata Susi dikutip laman resmi NOC Indonesia, Senin (25/4).
Tetapi, istri Alan Budikusuma ini meyakini bahwa Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sudah menyiapkan program pembinaan dan atlet-atlet terbaik untuk SEA Games, Asian Games, dan kejuaraan lainnya.
"Saya percaya bahwa pembinaan, program PBSI sudah dipersiapkan untuk semua sektor, tidak hanya putri, dan memang butuh kerja keras untuk menelurkan bibit-bibit unggul untuk menciptakan prestasi baru," kata Susi.
Baca Juga
Susi menilai persaingan di sektor tunggal putri sangat ketat. Untuk itu, peraih medali emas Olimpiade 1992 itu meminta para pemain harus berjuang ekstra keras untuk meraih medali baik di ajang SEA Games dan Asian Games tahun ini.
"Memang kekuatan bulu tangkis dunia, khususnya putri, ada di Asia, sehingga persaingan sangat ketat. Untuk Indonesia, tentunya kita butuh kerja ekstra keras untuk minimal bisa mendapatkan medali," jelas Susi.
Peraih delapan medali emas SEA Games di nomor tunggal putri dan beregu putri tersebut menilai banyak negara yang patut diwaspadai dalam persaingan di tunggal putri.
"Kalau kita melihat dari ranking dan hasil pertandingan yang selama ini diikuti memang saat ini kekuatan untuk putri Asia cukup ketat, selain China, Jepang, dan Korea Selatan, ada juga China Taipei, Thailand, India, dan ada beberapa pemain dari Hong Kong, Singapura, dan Malaysia," tambah Susi.
Beberapa pemain tunggal putri yang menjadi sorotan Susi adalah Gregoria Mariska dan Putri Kusuma Wardani.
"Gregoria Mariska masih menjadi salah satu pemain unggulan kita. Tetapi ada juga Putri KW (Kusuma Wardani) yang mulai menunjukkan prestasinya," pungkasnya. (*)
Baca Juga
Timnas Wushu Indonesia Targetkan 3 Emas di SEA Games Vietnam
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Kalah di Babak Kualifikasi, Tim Kurash Indonesia Jadikan AYG Bahrain ‘Cek Ombak’ Menuju SEA Games 2025
Segrup dengan Kamboja di Sepak Bola SEA Games 2025, Pelatih Timnas Thailand U-23 Kesampingkan Isu Politik
Gagal Kalahkan India, Lini Depan Masih Jadi Persoalan Timnas Indonesia U-23
Berlatih Keras sejak Mei, Tim Skateboard Indonesia Pasang Target Ambisius Raih 2 Emas di SEA Games 2025 Thailand
Sebab Rafael Struick Belum Gabung Timnas Indonesia U-23 Proyeksi SEA Games 2025
2 Kali Uji Coba dengan India, Indra Sjafri Tes Pemain dalam Pembentukan Skuad SEA Games 2026
Timnas Putri Indonesia Gelar TC di Tokyo Jepang sebagai Persiapan SEA Games, 27 Pemain Dipanggil
Jens Raven Tertantang Pertahankan Medali Emas SEA Games bersama Timnas Indonesia U-23
Tim Geypens, Dion Markx, Ivar Jenner, Adrian Wibowo Diizinkan Tidak Gabung Timnas U-23, Indra Sjafri: Harus Fleksibel
Sumardji Jelaskan Alasan Ivar Jenner Tidak Diikutkan untuk Kualifikasi Piala Dunia Justru Masuk Timnas SEA Games