Solo Siap Ganti Status Menjadi Kota Konser


Gibran Rakabuming ingin Solo menjadi kota konser di 2023 ini. (Foto: MP/Ismail)
DEEP PURPLE pernah tampil konser di Jakarta pada Desember 1975. Konser itu digelar di Stadion Utama Senayan dan tergolong sukses. Konser ini menyisakan pelajaran bahwa sebuah pertunjukan musik harus dilakukan secara profesional.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
Selain memberi dampak ekonomi kepada orang sekitar kawasan, kedatangan Deep Purple mampu memberi ilmu untuk memajukan standar pelaksanaan konser musik. 48 tahun kemudian, band rock raksasa asal Inggris tersebut kembali ke Indonesia, tapi di lokasi yang berbeda, yaitu kota Solo.
Kota Solo dalam beberapa tahun belakangan memang terlihat begitu penuh dengan jadwal konser musik dari musisi dalam dan luar negeri.
Sebut saja Dream Theater, Rock In Solo Festival, hingga Westlife yang sepanjang 2022 kemarin melangsungkan konser di Solo. Menyadari hal ini, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, ingin mengganti status kota Solo sebagai ‘Kota Konser’.
“Kemarin mas Anas (salah satu promotor konser-Red.) mendatangkan Dream Theater di Manahan. Besok (Maret 2023-Red.) Deep Purple di Edutorium UMS. Kami perbanyak destinasi, memperbanyak ruang untuk konser, karena Solo hidupnya dari event,” ucap Gibran, seperti dikutip dari Antara.
Gibran menambahkan, dengan memperbanyak event di Kota Solo otomatis akan mendongkrak perekonomian daerah. Setiap event yang digelar sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Bahkan, dirinya yakin ekonomi kota Solo akan tumbuh tinggi.
Baca juga:
Kelahiran '98 Saatnya Dalami Keahlian Profesi Digital agar Ganti Status

Dengan mengganti status Solo sebagai kota konser dan mendatangkan musisi-musisi kelas dunia, Gibran berharap bisa memberikan dampak kepada perekonomian masyarakat di Solo. Karena itu, kota Solo akan terus berbenah untuk menyediakan fasilitas-fasilitas konser yang mumpuni.
Tak berhenti di konser Deep Purple yang diselenggarakan pada Maret 2023 mendatang saja, Gibran juga menuturkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan konser yang diisi oleh para artis K-Pop.
Menurut Gibran, K-Pop memiliki segmentasi pasar yang sangat menjanjikan, tapi selama ini konser-konsernya hanya di sekitar Jabodetabek.
“Sesekali harus datangin K-Pop, soalnya enggak pernah keluar dari Jakarta. Belum akan saya sebutkan nama artisnya. Karena masih saya kejar,” lanjutnya.
Bila ditarik lebih jauh, tepatnya pada 2009, Kota Solo pernah menerima penghargaan Indonesian MICE (meeting, incentive, conference, and exhibitionsi) untuk kategori Kepala Daerah Tingkat II Terbaik Tahun 2009 dalam mengembangkan MICE di wilayahnya oleh majalah Venue.
Upaya mengembalikan Solo sebagai kota MICE atau kota konser kembali diusahakan oleh Wali Kota Gibran Rakabuming. Pergantian status ini diharapkan mendatangkan perbaikan kesejahteraan dan perekonomian warga kota. (Far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ganti Status Nonton Video di Ponsel Pintar dari Landscape ke Vertikal

Mana Lebih Penting, Skincare atau Makanan Sehat?

Agnez Mo Menangi 2 Penghargaan WPVR 2022 Year-End Pinnacle Awards

Wajah Lebih Cerah dengan Perawatan Ini

Dari 'Bangga Internasional' Jadi Ganti Status 'Bangga Lokal'

Laras dengan Zaman, Ganti Status Pemakai Jam Kinetik ke Jam Digital

Unik, Ransel Berbentuk Mesin Gacha

Kota Bandung Dinyatakan Terbaik pada Indeks Literasi Ekonomi Digital

Dion Mulya Ganti Status Jadi Penyanyi Solo Lewat Debut 'Manusia Sendiri'

JD.id Hengkang dari Indonesia dan Thailand
