Simak Penjelasan Buya Yahya soal Larangan Nonmuslim Disebut Kafir

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 04 Maret 2019
Simak Penjelasan Buya Yahya soal Larangan Nonmuslim Disebut Kafir

Buya Yahjya

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2019 menghasilkan sejumnlah keputusan. Salah satu keputusan yang kontroversial yakni soal larangan penyebutan kafir kepada non muslim

Alasannya, tidak ada istilah kafir dalam sistem kewarganegaraan pada suatu negara dan bangsa. Maka setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata konstitusi.

Ulama kharismatik Yahya Zainul Ma'arif, atau biasa disapa Buya Yahya menjelaskan soal kafir yang merupakan penyebutan bagi orang yang tidak mengakui Allah subhanahu wa ta'ala, Islam dan Nabi Muhammad. Lanjut Buya, soal kafir sudah tertulis di Alquran dan hadits.

"Pertama, bahwa orang Yahudi dan Nasrani, nonmuslim itu dari segi bahasa. Bahasa Arabnya, orang Yahudi dan Nasrani itu disebut dalam Alquran, kafir. Mereka tidak boleh disebut kafir, karena Yahudi, Nasrani. Ini kalimat salah. Justru karena mereka Yahudi dan Nasrani, mereka itu kafir," kata Buya Yahya, dalam penjelasannya di channel Youtube.

"Saudaraku yang Nasrani, Yahudi, Hindu, Buddha, tolong dengar, ini ada kalimat istimewa buat anda. Kalau anda dengar sampai tuntas, jangan anda putus. Jadi sangat salah kalau mereka tidak bisa kita sebut kafir karena mereka ahli kitab, sangat salah. Karena apa? Alquran sendiri yang menjelaskan. Ayat yang anak kecil sudah hafal, lamyakunil lazina kafaru, tidak mereka orang-orang kafir. Min ahlil kitab. Ahli kitab dimasukkan. Wal musyrikin, jadi orang kafir ada ahli kitab. Ada orang musyrik, namanya kafaru, orang-orang kafir. Jadi kalau mereka tidak boleh disebut kafir, sangat salah. Karena dalam Alquran, istilah kafir sudah ada," ujarnya.

Video penjelasan Buya Yahya diposting oleh Al-Bahjah TV pada Sabtu (2/3). Sampai saat ini, video tersebut sudah ditonton 163,261 kali dan di-like 5,7 ribu orang.

Menurut Buya, kafir dalam istilah bahasa artinya menutup. Dan, dalam Islam, kafir merupakan orang yang menutup diri serta tidak mengakui Islam dan Nabi Muhammad SAW. Jadi, tidak perlu dipermasalahkan penggunaan kata kafir kepada orang di luar Islam. Sebab, tidak ada unsur ujaran kebencian karena hal itu sudah tertuang di dalam Alquran dan hadits.

"Kalau seorang Hindu, Nasrani, Yahudi dibilang kafir tidak boleh, berarti kebalikannya dong. Berarti mereka bukan kafir. Kafir itu apa? Tidak mengakui Nabi Muhammad. Kebalikannya apa? Mengakui Nabi Muhammad. Mereka pun tidak mau kalau dikatakan mengakui Nabi Muhammad. Ini coba berpikir sejenak," sambungnya.

"Sebenarnya permasalahannya kompleks, tidak tahu tujuannya apa, kita tak mengerti. Tapi kami khusnuzon kepada semua tujuannya baik. Yang ingin menggunakan kalimat nonmuslim, insya Allah tujuannya baik. Cuma kami ingin menjelaskan, kenapa? Karena ada sangkut pautnya di dalam Alquran. Jangan sampai orang di luar Islam nanti lalu kembali ke Alquran, loh ini kok Alquran ada kafirnya, ini enggak benar ini. Ini hadisnya enggak benar. Kami tidak ingin orang di luar Islam. Kalau orang Islam mudah memahami. Karena nonmuslim itu bahasa Indonesia. Bahasa Arabnya tetap kafir. Anda yang bertuhan selain Allah itu adalah kafir," ucapnya.

Buya menegaskan, pemakaian istilah kafir sudah berlaku sejak Nabi Muhammad di Mekah. Lalu, di Madinah, istilah ini pun tetap berlaku dan disebutkan oleh Rasulullah.

"Kenapa kami jelaskan seperti ini? Karena ada istilah ini di dalam Alquran. Dan Alquran berlaku di negeri apa pun. Di negeri kafir, di negeri Islam, di negeri perang, tetap berlaku agama Nabi Muhammad dan istilah Alquran. Supaya kita ingin jangan bikin keragu-raguan umat. Jadi makna kafir adalah yang tidak menerima Islam dan Nabi Muhammad. Maka siapa pun yang tidak menerima Islam dan Nabi Muhammad, itu kita sebut kafir. Itu sangat sesuai. Bahkan itu mengukuhkan akidahnya dia, bahwasanya kamu tidak menerima Nabi Muhammad. Lalu bagaimana? Ya dengan agamamu, lakum dinukum waliyadin," pungkasnya.

Simak penjelasan Buya Yahya selengkapnya

#Pemimpin Kafir #Nabi Muhammad SAW
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
GP Ansor DKI Jakarta akan Laporkan Suswono ke Polisi
GP Ansor DKI Jakarta akan melaporkan Suswono ke polisi. Hal itu buntut dari statement-nya soal janda kaya yang menikahi pria pengangguran.
Soffi Amira - Selasa, 29 Oktober 2024
GP Ansor DKI Jakarta akan Laporkan Suswono ke Polisi
Bagikan