Setelah Diblokir, Omzet Hidayatullah Turun Drastis


Warga membuka salah satu website yang diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (31/3). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
MerahPutih Nasional - Situs berita Islam Hidayatullah beberapa waktu lalu diberedel pemerintah lantaran diduga memuat konten radikalisme. Pemerintah beralibi, 19 situs lainya yang serupa dinilai dapat merusak tatanan kebhinekaan.
Namun pemerintah tak berselang lama, mengaktifkan kembali situs tersebut atas permintaan pengelola. Meski hanya beberapa jam, pemblokiran dirasa sangat merugikan.
"Di Jambi setengah pelanggan (majalah) kami berhenti," ujar Pimpinan Redaksi Hidayatullah, Mahladi Murni pada merahputih.com, di gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin (4/5).
Menurut Mahladi, jumlah kerugian belum didata seluruh provinsi. Namun, ia memastikan pelanggan berhenti berlangganan lantaran mereka enggan disangkutpautkan dengan hal-hal yang berbau radikal.
Mahladi menuturkan, pemblokiran situs mereka langsung dinormalkan karena Hidayatullah dianggap kooperatif. Namun, kata Mahladi, tidak serta merta situs mereka sudah bersih. Sebab, mereka mengaku tidak mendapat penjelasan yang tuntas mengenai tuduhan telah menyebarkan berita-berita serbau radikalisme.
"Karena kami bersikap kooperatif, jadi bukan karena konten, itu yang mereka katakan," tandasnya. (mad)
Baca Juga:
PBNU: Islam Tidak Toleransi Aksi Kekerasan
Asad Said Ali Nilai Keputusan Pemerintah Blokir Situs Islam Tepat