Sering Mengecek Layar Ponsel Tanda Gangguan Psikologis


Memandang layar smartphone (Sumber: pixabay/rawpixel)
KEBERADAAN teknologi rupanya membawa fenomena baru bagi orang-orang di seluruh dunia, termasuk kamu. Ponsel membuat kita lebih sering menatap layar dibandingkan menatap mata seseorang. Ketika sedang mengantre, menunggu pesanan makanan, dan lain-lain kita akan mengecek smartphone. Bisa untuk bermain game atau sekedar membuka kunci layar.
Berdasarkan surveo yang dilakukan Gallup terhadap 15.747 pengguna ponsel dewasa pada 2015 menemukan fakta bahwa 51% dari mereka memeriksa telepon genggam beberapa kali dalam satu jam. Sementara 22% memeriksa ponsel setiap beberapa menit.
Jumlah tersebut melonjak di antara tahun 2016 dan 2017. Meningkatnya jumlah orang yang mengecek layar hape secara terus menerus disebabkan pula oleh berkembangnya sosial media dan video streaming.

Menurut Psikolog Teknologi, Larry D Rosen, orang dewasa yang mengecek layar ponsel secara berkala meski tak ada pesan menunjukkan fobia sosial dan kecemasan sosial. "Hal yang kita pelajari dari bayi hingga dewasa adalah komunikasi nonverbal melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah dan lain-lain. Namun, itu semua hilang seiring dengan lebih fokusnya orang berkomunikasi lewat pesan singkat dibandingkan komunikasi langsung," jelasnya.
Menatap layar ponsel juga kerap dijadikan tameng bagi mereka yang enggan berkomunikasi dengan seseorang yang ada di hadapannya. Ketika kita tak nyaman dengan perbincangan atau situasi di sekitar kita, ponsel menjadi senjata yang sempurna untuk menghindar.

Selain itu, hal lain yang hilang seiring seringnya kita menatap layar ponsel adalah hilangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain secara emosional.
"Kami menemukan fakta bahwa masyarakat menganggap empati virtual sebagai hal nyata. Mereka bisa merasakan emosi orang lain dan memastikan apa yang mereka pikirkan dari kata-kata yang tertulis dan emoji yang dikirim," urainya.
Untuk mengurangi fobia sosial tersebut, Rosen merekomendasikan para pengguna untuk memberi ruang bagi diri mereka sendiri supaya bisa berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Dengan demikian, kita bisa mengidentifikasi perasaan seseorang dan membuat kita lebih "hidup". (avia)
Bagikan
Berita Terkait
iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Spesifikasi Lengkap Huawei Pura 80 Ultra dan Perkiraan Harga di Indonesia

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih

iPhone 17 Air Resmi Rilis dengan Bodi Tertipis, ini Spesifikasi dan Harganya

iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max Punya Desain Baru, Pakai Chip A19 Pro dan Kamera 8x Zoom

iPhone 17 Air Masih Kalah dari Samsung Galaxy S26 Edge, Baterainya Jadi Sorotan
