Sering ke Psikolog, Ada Apa ya dengan Kunto Aji?


Kunto Aji menggunakan jasa psikolog untuk menjaga kesehatan mental. (foto: MP/Albi)
PENYANYI Kunto Aji mengatakan musisi tak selalu hidup nyaman. Ia mengatakan bahwa musisi memiliki kehidupan yang tidak mudah. Perasaan tertekan menjadi hal yang biasa bagi setiap musisi.
Karena hal itulah, menurutnya, tidak jarang kesehatan mental juga dipertaruhkan dalam menjalani kehidupan dalam industri musik. Demikian diungkapkan pelantun lagu Konon Katanya itu saat ditemui di Jalan Raya Bangka, Jakarta Selatan, Kamis (22/2).
"Menurut saya, kesehatan mental musisi itu sangat rentan. Bagi saya, pekerja seni itu dekat dengan kesehatan mental yang tidak baik. Jadi musisi memang hidupnya berat sekali," terang Kunto.
Kendati demikian, ia tidak menampik merasakan hal yang sama. Kunto kerap merasa tertekan menjadi seorang musisi. Akan tetapi, ia tidak menegaskan bahwa ia merasa amat tertekan alias depresi.
Pasalnya, untuk menghadapi tekanan sebagai musisi ternama menjadi hal biasa baginya. Ia menyebut menemui seorang psikolog untuk berkonsultasi soal kehidupannya menjadi kuncinya.
"Pressure sih yang jelas (ke psikolog). Saya mencoba aja sih. Saya juga mencoba mengulik diri saya sendiri. Yang jelas, setiap orang punya masalah. Yang jelas, psikolog dapat mengatur perasaan kita," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga menyarankan sebaiknya siapa pun menemui psikolog jika memiliki masalah dalam hidup. Namun, sayangnya, kata Aji, banyak orang enggan menemui seorang psikolog.
Pasalnya, banyak orang merasa malu saat menemui ahli kejiwaan lantaran takut disebut tidak waras. Padahal, tidak melulu orang dengan gangguan mental parah yang menemui psikolog. Siapa pun bisa konsultasi ke psikolog. Demikian ditegaskan penyanyi 31 tahun itu.
"Yang jelas orang udah takut duluan sih (ke psikolog)," tuturnya lagi.
Kunto menegaskan bahwa kehidupannya jauh dari sempurna. Hal itulah yang membuatnya menemui psikolog agar bisa menjalani hidup lebih baik. Akan lebih baik baginya siapa pun untuk menemui psikolog saat tidak tahan lagi menghadapi liku kehidupan.
"Saya sekarang sudah punya kehidupan sendiri yang enggak sempurna. Yang jelas permasalahan hidup itu ada orang (psikolog) yang bisa bantu kenapa tidak," pungkasnya. (Ikh)