Selangkah Lagi Pesawat Supersonic Mengudara Kembali


Pesawat supersonik Boom Supersonic. (Foto: Boom Technology)
KETIKA Concorde mengakhiri penerbangan dari Paris ke London dan sebaliknya pada 15 tahun yang lalu, maka berakhirlah era pesawat supersonik.
Agaknya era itu akan segera berakhir dengan kehadiran Baby Boom yang merupakan pesawat prototipe pesawat supersonik buatan Boom. Baby Boom atau dikenal juga dengan XB-1 akan segera dipasangkan mesin supersonik, demikian CEO Blake Scholl mengatakan pada The Sun.

Mesin segera berada di hangar milik Boom di Bandara Cetennial di Colorado. XB-1 dibuat untuk memuluskan jalan pesawat komersil bermesin supersonik. Boom Supersonic membuat pesawat berkecepatan melebihi suara itu dengan kapasitas 55 penumpang. Bila sesuai dengan rencana, pesawat ini akan mengudara di pertengahan tahun 2023.
Baby Boom merupakan pesawat supersonik berpenumpang dua orang. Sebelum mewujudkan pesawat komersil itu, Boom Supersonic akan melakukan penerbangan dengan XB-1 itu. Pesawat yang disokong pula oleh miliuner Richard Branson itu akan terbang pada akhir tahun ini.

Pesawat Baby Boom memiliki kecepatan 2716 km/jam yang menempuh jarak London ke New York hanya dalam waktu 3,5 jam. Separuh waktu penerbangan pesawat bermesin jet demngan tujuan yang sama.
Dalam website perusahaan itu, XB-1 merupakan penyempurnaan dari desain yang ada pada meja kerja mereka. Teknologi supersonik yang ada juga merupakan teknologi yang lebih maju ketimbang dua dasawarsa yang lalu. Termasuk memperhitungkan efisiensi, keselamatan dan realibilitasnya.
Meskipun pesawatnya belum diproduksi namun 76 perusahaan penerbangan komersil yang belum dirilis namanya tertarik membelinya. Sedangkan yang sudah akan benar-benar mengoperasikan adalah Virgin Atlantic dan Japan Airline. Bahkan menurut The Sun, Japan Airlines pada Desember 2017 menginvestasikan sekitar Rp135 miliar pada Boom Supersonic.
Pesawat komersil supersonik ini nantinya hanya memiliki kelas bisnis dengan masing-masing sisi berisikan satu baris kursi. Jadi penumpangnya semua berada di sebelah jendela dan akses jalan. Diperkirakan harga tiketnya mencapai Rp32,8 juta sekali jalan.
Japan Airlines yang menjadi bagian dari Boom Supersonic mendapatkan keuntungan tersendiri, seperti mendapatkan 20 pesawat supersonic pertama. Kemudian Boom Supersonic akan mendapatkan berbagai pengetahuan dan pengalaman dari airlines tersebut selama mengoperasikan pesawat supersonik itu. Diharapkan dengan demikian akan memberikan perbaikan yang maksimal bagi Boom Supersonic.

Perusahaan itu mengatakan pesawat supersonik Boom memiliki kecepatan 10 persen lebih kencang, 30 kali lebih senyap dan 75 persen lebih baik ketimbang Concorde. Krunya ada 2 orang dengan 4 pramugari dengan 45-55 penumpang. Pesawat ini memiliki panjang sekitar 52 m dan rentang sayap 18 m.
Pesawat ini mampu menembus kecepatan Mach 2,2 atau 2335 km/jam. Temperatur pada hidung pesawat bisa mencapai 307 derajat celsius. Pesawat supersonik ini didesain dapat terbang sampai 8300 km tanpa mengisi bahan bakar.
Sejarah pesawat supersonik dimulai dari Concorde yang terbang pertamakali di tahun 1969. Mesin yang digunakan mampu menembus kecepatan Mach 2,04 atau 2180 km/jam. Pesawat komersil ini mampu menampung 92-128 penumpang. Menjadi pesawat komersil di tahun 1976.
Concorde dibuat hasil kerja sama antara Aérospatiale dan British Aircraft Corporation. Ada sekitar 20 pesawat yang dibuat termasuk prototipnya. Baik Air France dan British Airways memiliki 7 pesawat untuk dioperasikan secara komersil. Pesawat Concorde melayani rute London, Paris, New York, Washington dan Barbados.
Uni Soviet pun pernah membuat pesawat supersonik, Tu-144. Berbeda dengan Concorde, Tu-144 hanya terbang sebentar saja. Ini disebabkan karena faktor keuangan dan keselamatan. (psr)