Sejarah Lahirnya Tulisan Braille: Perjalanan Panjang Inovasi untuk Tunanetra


Ilustrasi tulisan Braille. Foto Kemensos
MerahPutih.com - Sejarah lahirnya tulisan Braille menarik untuk disimak, inovasi ini merupakan temuan Louis Braille, yang lahir pada tahun 1809 di Coupvray, Perancis.
Berkat inovasi tersebut hingga kini Braille telah memberikan akses pendidikan ke seluruh tunanetra di seluruh dunia, memungkinkan mereka untuk membaca, menulis, dan belajar setara dengan rekan-rekannya yang tidak tunanetra.
Baca juga:
Sejarah Lahirnya Tulisan Braille

Awal Menciptakan Sistem Tulisan untuk Tunanetra
Usaha untuk menciptakan sistem tulisan bagi tunanetra telah dimulai sejak setidaknya 17 abad yang lalu. Pada abad ke-4, seorang cendekiawan tunanetra di Jepang telah mengukir huruf-huruf pada kayu dan mendirikan perpustakaan untuk menyimpan karya-karyanya.
Namun, hingga awal abad ke-19, metode yang digunakan di Eropa masih terbatas pada memperbesar huruf Latin atau Romawi dengan menggunakan bahan seperti tali-temali, logam, kulit, dan kertas, yang hasilnya tidak memuaskan.
Baca juga:
Hari Batik Nasional 2024, dari Tema, Sejarah hingga Kisah Sengketa Budaya
Louis Braille dan Inspirasi dari Kapten Barbier
Keberhasilan dalam menciptakan sistem tulisan untuk tunanetra akhirnya diraih oleh Louis Braille, seorang anak tukang sepatu yang menjadi buta akibat kecelakaan.
Inspirasi untuk sistem tulisannya datang dari Kapten Charles Barbier, mantan perwira artileri Napoleon, yang menciptakan sistem tulisan sandi berbasis titik dan garis timbul yang disebut "tulisan malam".
Meskipun tulisan ini efektif dalam konteks militer, Braille menyadari bahwa ia dapat menciptakan sistem yang lebih baik untuk kebutuhan membaca dan menulis sehari-hari.
Setelah berkenalan dengan sistem Barbier, Braille terus berusaha mengembangkan titik dan garis pada kartu untuk menciptakan tulisan yang lebih sesuai untuk tunanetra.
Kemudian ia menemukan bahwa jari tunanetra lebih sensitif terhadap titik, sehingga Braille memutuskan untuk menggunakan titik sebagai dasar sistem tulisannya.
Pada 1834, saat berusia awal 20-an, Braille berhasil menyempurnakan sistem tulisannya yang berbasis enam titik.
Sistem ini memiliki 63 kombinasi yang dapat merepresentasikan huruf, angka, tanda baca, serta simbol matematika dan musik.
Braille kemudian diangkat sebagai guru di L'Institution Nationale des Jeunes Aveugles di Paris, di mana ia mengajarkan berbagai subjek, termasuk sejarah, geografi, dan musik.
Baca juga:
Sejarah dan Asal Usul Bola Voli: dari Olahraga Lansia hingga Global
Tantangan dan Pengakuan Sistem Braille
Meskipun sistem Braille mendapat dukungan dari kepala lembaga, banyak orang di luar lembaga itu yang menolak dan menganggapnya aneh.
Ketika Dr. Pignier mencoba mengadopsi sistem Braille, ia dipecat oleh kepala baru, Dr. Dufau, yang melarang penggunaannya. Namun, Braille tetap mengajarkan sistemnya secara rahasia kepada murid-muridnya.
Setelah menyaksikan kemajuan murid-murid Braille, Dr. Guadet berusaha meyakinkan Dr. Dufau untuk mengizinkan penggunaan sistem Braille. Akhirnya, pada 1847, Braille dapat mengajarkan sistem tulisannya secara terbuka.
Pada 1851, Dr. Dufau mengajukan permohonan kepada pemerintah Perancis untuk mengakui ciptaan Braille dan memberi penghargaan kepadanya.
Sayangnya, hingga Braille meninggal pada 6 Januari 1852, ia tidak pernah menerima penghargaan tersebut. Namun, setelah kematiannya, sistem Braille diakui secara resmi dan mulai digunakan di sekolah-sekolah tunanetra di negara lain.
Baca juga:
Apa Itu Pemerintah? Simak Sejarah, Jenis dan Fungsinya Lengkap
Warisan dan Pengakuan Global
Sistem tulisan Braille akhirnya diterima secara universal menjelang akhir abad ke-19. Kini, lebih dari satu setengah abad setelah penciptaannya, teknologi modern belum mampu menyaingi keunggulan sistem Braille, yang dapat diadaptasi untuk alat pengolah data seperti komputer.
Untuk menghormati jasanya, pada tahun 1956, World Council for the Welfare of the Blind mendirikan museum di rumah kediaman Louis Braille di Coupvray. Sejak 1984, museum ini berada di bawah pengelolaan World Blind Union setelah WCWB bergabung dengan International Federation of the Blind.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan dampak tulisan Braille, kita dapat lebih menghargai kontribusi luar biasa Louis Braille dalam meningkatkan kehidupan tunanetra di seluruh dunia.
Bagikan
ImanK
Berita Terkait
Sejarah Lahirnya Tulisan Braille: Perjalanan Panjang Inovasi untuk Tunanetra
