Kesehatan

Sedotan Penghilang Cegukan

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 02 Agustus 2021
Sedotan Penghilang Cegukan

Sedotan Hiccaway hilangkan cegukan secara instan.(hiccaway.com)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MENAHAN napas yang lama, minum air putih yang banyak, hingga dibuat kaget merupakan cara yang umum disarankan untuk mengusir cegukan. Namun, tak satu pun dari cara itu yang membuat cegukan berhenti secara instan.

Cegukan paling sering dialami saat kamu mengonsumsi makanan yang pedas. Hal itu cukup mengganggu memang, terlebih saat kamu ingin konsentrasi. Cegukan atau singultus disebabkan diafragma dan otot-otot interkostal tiba-tiba berkontraksi. Asupan udara yang tiba-tiba menyebabkan pembukaan antara pita suara yang dikenal sebagai glotis menutup. Kondisi itu menghasilkan suara 'hik' yang sering kali membuat malu orang yang terkena cegukan.

Jika semua cara tersebut sudah dicoba untuk menghentikan cegukan dan hasilnya nihil, saatnya kamu beralih ke cara baru.


BACA JUGA:

Tidak Sarapan jadi Salah Satu Penyebab Rambut Rontok

The Guardian melaporkan tim ilmuwan telah menemukan jawaban untuk mengatasi cegukan. Alat itu disebut dengan the forced inspiratory suction and swallow tool (FISST). Alat tersebut telah dipatenkan sebagai HiccAway, perangkat plastik seharga USD 14 atau setara dengan Rp 210 ribu itu berwujud sedotan kaku berbentuk L yang memiliki corong di salah satu ujungnya dan tutup yang dapat disesuaikan dengan katup tekanan dalam bentuk lubang kecil di sisi lain. Orang yang cegukan bisa memasukkan perangkat ke segelas air dan menggunakannya untuk menyesap.

Peningkatan isapan yang diperlukan untuk menarik air melalui perangkat membutuhkan saraf frenikus untuk memicu kontraksi diafragma, sedangkan gerak menelan melibatkan aktivasi saraf vagus. Mengingat kedua saraf itu bertanggung jawab atas cegukan, para peneliti mengatakan membuat mereka sibuk menghentikan mereka dari menyebabkan fenomena yang tidak diinginkan itu. "Ini bekerja secara instan dan efeknya bertahan selama beberapa jam," kata Dr Ali Seifi, profesor di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio, penulis studi tersebut.

Untuk mengevaluasi perangkat, tim menganalisis tanggapan dari 249 sukarelawan. Lebih dari dua pertiga di antaranya mengatakan mereka mengalami cegukan setidaknya sebulan sekali. Hasil yang diterbitkan dalam jurnal Jama Network Open pada 18 Juni mengungkapkan perangkat menghentikan cegukan di hampir 92 persen kasus.

Lebih dari 90 persen peserta mengatakan mereka merasa lebih nyaman daripada pengobatan rumahan lainnya. Sementara itu, 183 dari 203 peserta mengatakan itu memberikan hasil yang lebih baik.

Dr Rhys Thomas, konsultan ahli saraf dan ahli saraf epilepsi di Universitas Newcastle, yang tidak terlibat dalam penelitian itu, mengatakan perangkat tersebut amat mungkin berfungsi dan aman dari COVID-19 karena tidak memerlukan masukan dari orang lain. Di kondisi seperti ini, kita diharuskan melakukan sesuatu dengan seindiri dan sebisa mungkin menghindari kontak dari orang lain.(jhn)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan