Sebelum Dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Djoko Santoso Tersedak Saat Berbuka Puasa


Sejumlah prajurit TNI mengusung peti jenazah dari Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso saat upacara pelepasan di rumah duka kawasan Bambu Apus Raya, Jakarta Timur, Minggu (10/5). ANTARA FOTO/M Risyal Hid
MerahPutih.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso (67) meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (10/5) pukul 06.00 WIB.
Ternyata sebelum dirawat di rumah sakit almarhum Djoko sempat tersedak saat berbuka puasa. Hal itu diungkapkan adik keempat mendiang Djoko, Tutik Suyono saat ditemui Merahputih.com di rumah orang tua almarhum di Kampung Baru RT 01 /RW 02, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Minggu (10/5).
Baca Juga
RSPAD Pastikan Jenderal Djoko Santoso Meninggal Bukan karena Corona
"Saat berbuka puasa, kesedak, dan pingsan. Ada pendarahan otak, paginya dioperasi di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Operasi sukses tinggal menunggu masa kritis selama empat hari," kata Tutik.
Namun demian, sampai hari kelima masih kritis dan dinyatakan meninggal dunia. Ia mengatakan selama ini almarhum Joko orang yang paling perhatian dengan kondisi kesehatanya. Saat sebelum masuk rumah sakit kondisinya tidak punya riwayat sakit sama sekali.
"Kami juga sempat kaget dengan kabar duka ini karena beliau (Djoko) tidak punya riwayat sakit," kata dia.
Ia mengatakan almarhum Djoko merupakan anak pertama dari sepuluh bersaudara. Sebagai kakak paling tua selalu membantu kedua orang tuanya untuk membantu adik-adiknya.
"Ayah saya seorang guru dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Sebagai anak pertama mendapatkan didikan keras dari kedua orang tuanya," kata dia.
Ia mengungkapkan almarhum Djoko bersama adik keduanya pernah berinisiatif menjual kartu ucapan Lebaran yang dibeli dari Kantor Pos Solo lalu dijual kembali di kawasan Sriwedari untuk membantu biaya sekolah adiknya. Hal itu berlanjut sampai dewasa saat menjadi anggota TNI juga masih membiayai pendidikan adiknya semua sampai sukses.
Baca Juga
"Keluarga di Solo merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya almarhum. Kami tidak melayat di Jakarta karena sedang ada pandemi COVID-19. Hanya dimintan mendokan di rumah," tutur dia.
Berita ini merupakan laporan Ismail Soli, kontributor merahputih.com untuk wilayah Solo dan sekitarnya