Sastra Bulan Purnama Ke-60 Suguhkan "Gondomanan 15"


Ons Untoro Koordinator Sastra Bulan Purnama/Foto: MP/Fredy Wansyah
MerahPutih Budaya - Sastra Bulan Purnama (SBP) ke-60 dihelat di Tembi Rumah Budaya, Timbulharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta, kemarin Jumat (16/9) malam. Pada edisi kali ini SBP menghadirkan penyair Yogyakarta yang aktif di "Remaja Nasional" (Renas) Berita Nasional.
Para penyair itu beberapa diantaranya sudah tidak tinggal di Yogya, seperti Ahmadun Yossi Herfanda, Adhie Massardi, Nana Ernawati, Dhenok Kristianti, Wicaksono Adi, Isti Nugroho (Jakarta), Bambang Widiatmoko (Bekasi), Andrik Purwasito (Solo), Naim Emel Prahana (Metro Lampung), Raharjo (Binjai, Sumatra Utara), Arwinto Syamsunu Aji (Kebumen), Sumanang Tirtasujana (Purworejo), Pipie Johan Egbert (Surabaya), Edi Romadhon (Purwokerto) dan sebagian lainnya masih tinggal di Yogya/Para penyair itu disebut sebagai alumni ‘Renas’.
Sejak pertegangan tahun 1970- mereka masih kuliah di Yogya dan masuk dalam komunitas penulis di Yogyakarta. Selain masih terus menulis puisi, ada yang sudah menjadi guru besar seperti Prof.Dr.Suminto Ahmad Sayuti, guru besar di Universitas Negeri Yogyakarta, Prof.Dr. Andrik Purwasito, guru besar di Universitas Sebelas Maret, Solo. Dan ada yang menjadi pengajar pasca sarjana sekaligus kurator, Dr. Suwarno Wisetromo, dan juga ada yang berprofesi sebagai pengacara, ialah Naim Emel Prahana.
Butet Kartaredjasa, seorang aktor, dan sekarang dikenal sebagai selebriti adalah salah satu dari 37 alumni Renas yang ikut dalam antologi puisi ‘Gondomanan 15’. Pada 30 tahun lalu, selain menulis puisi, sketsa atau vignet, Butet banyak menulis karya jurnalistik.
"Pada antologi puisi alumni Renas yang berjudul Gondomanan 15 ini, Butet mengirimkan 10 karya sketsanya,” ujar Ons Untoro koordinator Sastra Bulan Purnama, dan yang menjadi salah satu editor antologi puisi bersama Sutirman Eka Ardhana dan Krishna Miharja.
Ada 100 lebih penyair alumni Renas dari rentang waktu 1974-1980an, dan tidak termasuk dihitung tahun 1986 dan sesudahnya. Dari jumlah itu, hanya 34 penyair yang mengirim puisi, 3 diantaranya mengirimkan, karena sampai sekarang masih menulis puisi dan melukis, selebihnya sudah sibuk dengan aktivitas lainnya dan sudah tidak lagi menulis puisi.
Menurut Indra Tranggono, penyair alumni Renas, yang sekarang dikenal sebagai cerpenis, puisi-puisi penyair Yogyakarta Angkatan-1980-an khas “Renas” (Remaja Nasional), dapat menjadi tanda kebudayaan bahwa tradisi kreatif telah dimulai, dicoba, dijalani untuk mencari dan menemukan kemungkinan estetik-kultural. Sajak menjadi representasi pengalaman sosial dan pengalaman estetik yang bermakna.
“Kita bisa menangkap gumam tentang gebalau zaman, atau kecemasan-kegelisahan sosial dan personal yang memantulkan pergulatan penyair untuk selalu teguh menggenggam nilai-nilai yang terancam tanggal dan gugur dari tangkai peradaban. Dan, aroma kecemasan itu kini masih hadir di sini, di rongga jiwa kita,” kata Indra Tranggono.
Selain diisi pembacaan puisi, akan dialunkan lagu puisi oleh Rimawan Ardono, diantaranya akan menggubah puisi Sutirman Eka Ardana dan Suwarno Wisetrotomo. Group musik Alien dari Magelang akan menggubah puisi karya Mustowa W.Hasyim, Naim Emel Prahana dan Darmanto Andreas menjadi lagu.
Tak ketinggalan Gethek Artinspiration dari Purwokerto akan tampil dalam pertunjukan puisi. Akan hadir juga pembaca tamu, Abdul Haris Semendawai, Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
Nama-nama yang lain, yang masuk dalam antologi puisi alumni Renas, dengan judul ‘Gondomanan 15’, Anthon YS Taufan Putra, Ari Basuki, Bambang Nugroho, Budi Nugroho, Christy Dewayani, Effy Widjono Putro, Enes Pribadi, Hamid Nuri, Krisna Miharja, Marjudi Suaeb, Masduki Attamami, Purwadmadi, Suitirman Eka Ardhana dan Tri Wintolo.
(Fre)
BACA JUGA: