Sambungan Telepon Soeharto Tanda Resmi Seseorang Dipilih Menteri
Soeharto senang berkelakar saat menelepon calon menterinya. (Foto: Khastara Perpusnas)
SINYAL reshuffle semakin menguat saat sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju menyambangi Istana Kepresidenan Republik Indonesia (RI), Selasa (14/6).
Di antara para menteri tersebut, tampak wajah Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Wakil Menteri ATR/BPN Surya Tjandra, dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.
Baca Juga:
Pakai Kemeja Putih, Kaesang Nunggu Ditelepon Presiden Jokowi
"Baru saja (dipanggil), makanya saya ngebut," kata Hadi singkat menjelaskan kehadirannya di Istana Kepresidenan RI, dikutip Antara.
Sehari setelah pertemuan tersebut, hari ini (15/6) seturut laporan Antara, Presiden Joko Widodo akan mengumumkan perombakan kabinetnya kepada publik.
Jika kini para menteri diminta hadir ke Istana Kepresidenan RI bertatap muka secara langsung dengan presiden, maka di masa Orde Baru perombakan kabinet atau pengumuman menteri terpilih lumrahnya dimulai dengan telepon dari Presiden Soeharto.
Sudah jadi kebiasaan Soeharto menggunakan sambungan telepon untuk mengabarkan kepada beberapa tokoh ketika terpilih menjadi menteri.
Maret 1993, Soeharto mulai menelepon menteri pilihannya di saat sahur. Di sambungan telepon, 'The Smiling General' itu tak melulu berbicara serius apalagi kaku. Ia masih sempat membumbui obrolannya dengan banyolan.
"Lho, kok, saudara ada di dekat telepon?" kelakarnya kepada seorang menteri terpilih, dikutip Majalah Tempo, 27 Maret 1993.
Selain itu, terkadang Soeharto memulai perbicangan dengan hal remeh-temeh seperti menanyakan kesehatan, bahkan beberapa orang disarankan agar jangan tidur selepas sahur.
Di masa jelang pengumuman menteri Orde Baru, selalu ada spekulasi mencuat di masyarakat. Beberapa terbukti, beberapa lagi sekadar mimpi.
Saat penentuan nama-nama bakal menteri Kabinet Pembangunan IV, rumah beberapa tokoh bahkan telah ramai terpampang karangan bunga ukuran kecil hingga besar berisi ucapan selamat. Namun, sampai akhirnya Soeharto mengumumkan menteri-menterinya, nama si tuan rumah itu pun tak juga muncul.
Baca juga:
Informasi mengenai menteri itu, terkadang bukan hanya datang dari Soeharto langsung. Anaknya, turut pula campur tangan ikut menelepon menteri pilihan bapaknya.
Mantan Gubernur Sumatera Barat Azwar Anas menerima telepon dari Cendana pada tahun 1988. Ia agak bingung karena di ujung telepon justru muncul suara putra Presiden Soeharto Bambang Trihatmodjo.
Bambang berbicara singkat di telepon agar Azwar Anas bersiap-siap. Namun, Bambang tidak merinci Azwar akan beroleh pos menteri apa di Kabinet Pembangunan V.
Azwar coba menerka, sebagaimana lazimnya pola pemberian menteri bagi mantan kepala daerah, berkemungkinan menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Ia pun, pada biografinya bertajuk Azwar Anas: Teladan dari Tanah Minang, meminta agar sekretarisnya MN Chani untuk menyiapkan bahan-bahan.
Ketika susunan menteri Kabinet Pembangunan V 1988, Azwar Anas terheran-heran ternyata Presiden Soeharto justru memilihnya untuk menjadi Menteri Perhubungan. (*)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
OPPO Find X9 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Ganda 200MP, Meluncur Tahun Depan!
Apple Mulai Bingung, Terpaksa Minta Samsung Jadi Pemasok Memori iPhone 18
Bikin Penggemar Kecewa, Samsung Galaxy S26 Edge Batal Meluncur
OPPO Reno 15 Series Segera Meluncur di Indonesia, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Bocoran Samsung Galaxy Z Fold 7 2026, Desainnya Mirip iPhone Fold
Meluncur 25 Desember, Xiaomi 17 Ultra Dipastikan Bawa Kamera Telefoto Periskop 200MP
Water Turbine Project: Inisiatif Pendidikan Seni Museum MACAN untuk Isu Air dan Lingkungan
OPPO Find X9 Bakal Punya 2 Kamera 200MP, tapi Bukan Seri Ultra
Bocoran Terbaru Xiaomi 17 Ultra: Bawa Sensor OmniVision dan Kamera Telefoto 200MP S5KHPE
OPPO Find X9 Ultra Kemungkinan Bawa Baterai 7.500 mAh, Bisa Kalahkan Pesaingnya