Saatnya Manajemen Transportasi Konvensional Berbenah


Demo Sopir Taksi Konvensional
MerahPutih Megapolitan- Unjuk rasa ribuan sopir taksi konvensional berbuntut aksi kekerasan jalanan mengundang kecaman publik. Pasalnya, publik menilai aksi itu salah sasaran dan merugikan banyak pihak.
Unjuk rasa yang diwarnai aksi sweeping pengendara taksi itu menuntut agar pemerintah segera menutup aplikasi online yang menjadi senjata ampuh menarik minat pengguna transportasi. Sebab menurut pengunjuk rasa moda transportasi online tidak sesuai aturan dan patut dilabeli angkutan ilegal.
Lalu seperti apa tanggapan masyarakat terkait unjuk rasa yang menuntut transportasi beraplikasi online ditutup.
Nia, salah satu karyawan yang berkerja di bilangan senayan, Jakarta Selatan mengatakan jika pengemudi taksi mengeluhkan transportasi berbasis online, seharusnya perusahaan yang menaungi pekerja sadar untuk segera membenahi aplikasi online yang dimiliki agar pengguna transportasi tertarik untuk menggunakan moda transportasi taksi.
"Setahu saya Bluebird sudah punya aplikasi online sejak 2011, benahin donk apalikasinya. saya saja masih susah mengaksesnya, lagian juga kurang real time sampe kesel dulu mau pesen aja susah padahal armadanya banyak, dan lagi harganya tinggi kan itu beda sama ojek ojek online atau taksi yang bisa aku pesen via online," ketus Nia sambil berlalu.
Hal senada juga diungkapkan Dewi. Perempuan yang tinggal di wilayah Joglo Jakarta Barat ini menyatakan seharusnya pihak manajemen mampu memberikan solusi atas keluhan awak pengendara taksi.
"Harusnya para petinggi dan pihak manajemen perusahaan taksi resmi itu harus cerdas dan memiliki hati nurani. Kejadian hari ini tidak akan terjadi jika mereka cekatan dan bertanggungjawab atas keresahan akan kesejahteraan pegawainya," ujarnya.
Menurutnya, sebagai salah satu perusahaan besar dibidang transportasi darat seharusnya mampu mengantisipasi kemajuan zaman yang lebih mengandalkan kecanggihan teknologi.
"Ini saat persaingan sudah datang. Manajemen taksi harusnya cepat berbenah diri supaya para pelanggan tidak beralih, bukan cuma armada yang terus-terusan diperbanyak. Ingat, pengguna transportasi angkutan umum adalah raja. Mereka punya duit, mereka akan memutuskan mana yang akan digunakan," pungkasnya.
BACA JUGA:
- Pemerintah Tidak Akan Blokir Transportasi Berbasis Aplikasi
- Keluhan Sopir Taksi Konvensional dari Setoran hingga Nunggak Utang
- Kisah Penumpang Go-Jek Diteror Pengunjuk Rasa Depan Balai Kota Jakarta
- Anarkis, Kelakuan Sopir Taksi Hancurkan Mobil Rekannya Sendiri
- Blue Bird Ancam Tindak Tegas Supirnya yang Terbukti Bertindak Anarkis