Ribut-ribut Mau Diganti Jalan AH Nasution, Ini Sejarah Jalan Mampang Prapatan dan Warung Buncit


Ilustrasi Jalan Mampang Prapatan-Warung Buncit. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
TAK lama lagi masyarakat Jakarta bakal kehilangan Jalan Mampang dan Warung Buncit. Pasalnya, jalan sepanjang 7 km yang menghubungkan kawasan Ragunan dan Kuningan itu bakal bersalin nama menjadi Jalan Jenderal Besar AH Nasution.
Hal tersebut tentu melukai sebagian masyarakat Jakarta, terlebih orang-orang Betawi. Pasalnya, selain sebuah nama jalan, Mampang dan Warung Buncit memiliki nilai historis tersendiri. Yang karena itu, membuat kesan mendalam bagi masyarakat.
Alwi Shahab dalam buku Robinhood Betawi (2002) menjelaskan, pada zaman dulu Mampang Prapatan merupakan salah satu tempat penghasil susu terbesar di Jakarta, selain Kemang. Para penduduk ketika itu banyak yang memiliki peternakan kecil, sekitar tiga atau empat ekor sapi. Seperti juga minyak, susunya pun mereka jual.
Daerah tersebut, kata Alwi, pada masa Betawi tempo dulu merupakan pusat usaha peternakan sapi. Namun nahas, pada masa kini sudah tidak berbekas sama sekali. Peternakan yang dulu merupakan penghasilan rakyat juga ikut sirna.
Sementara, sejarah Jalan Warung Buncit, masih dalam buku yang sama, menjelaskan antara akhir 1950 dan awal 1960, di setiap lorong maupun tempat di Jakarta terdapat pedagang asal Tiongkok. Mereka membuka warung dan berdagang sembilan bahan pokok termasuk rempah-rempah.
Banyak warung orang Tionghoa yang kemudian terkenal, seperti Jalan Warung Buncit. Adapun sejarah Warung Buncit, berdasarkan buku Robinhood Betawi, berawal dari pemilik warung yang merupakan keturunan Tionghoa dengan perut gendut alias buncit satu-satunya di kawasan tersebut. Sejak saat itu, masyarakat Betawi menyebut wilayah tersebut dengan sebutan Warung Buncit.
Sementara itu, Zaenuddin HM dalam bukunya berjudul 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe menjelaskan bahwa Mampang Prapatan diduga berasal dari dua suku kata yakni 'mampang' yang artinya terpampang sehingga terlihat jelas
Sedangkan 'prapatan' adalah perempatan jalan. Jadi, Mampang Prapatan itu adalah persimpangan empat jalan yang sangat mudah dilihat dengan jelas, terutama bagi para pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor yang melintasi kawasan itu. Wilayah Mampang Prapatan tidak dapat dipisahkan dari arus sejarah Batavia pada abad ke-19. Sebab, hal tersebut merupakan cikal bakal Kota Jakarta.
Sementara, sejarah penamaan berasal dari seorang pemilik warung yang, Boen Tjit. Ia merupakan seorang seorang pendatang keturunan Tionghoa yang menikah dengan perempuan Betawi dan memeluk agama Islam. Usaha warung Boen Tjit menjadi berkembang pesat dan semakin lama orang menyebutnya warung milik Buncit. (*)
Bagikan
Berita Terkait
12 September Memperingati Hari Apa? Peristiwa Bersejarah hingga Perayaan Unik Dunia

9 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Fakta Mengejutkan

7 September Memperingati Hari Apa? Munir Meregang Nyawa di Udara

6 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Perayaan dan Fakta Uniknya

5 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Peringatan dan Peristiwa Pentingnya

4 September Memperingati Hari Apa? Ini Fakta Menarik yang Jarang Diketahui

Ketua DKJ Tegaskan Perusakan Benda dan Bangunan Bersejarah Adalah Kejahatan Serius yang Melampaui Batas Kemanusiaan

2 September Memperingati Hari Apa? Ini Fakta Uniknya

29 Agustus Memperingati Hari Apa? DPR RI Ulang Tahun!

27 Agustus Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Kejadian Penting Dunia
