Film

Rendahnya Minat Generasi Milenial pada Film Bertema Nasionalis

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 11 April 2018
Rendahnya Minat Generasi Milenial pada Film Bertema Nasionalis

Generasi milenial menjauhi film berbau nasionalisme. (Foto: istimewa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KETIKA orang mendengar frasa “Piye Kabare? Enak Tho Zamanku,” seketika teringat sosok Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Frasa tersebut diciptakan oleh masyarakat yang merindukan pemerintahan era Soeharto.

Frasa tersebut lantas diadaptasi dalam sebuah film berjudul Enak Tho Zamanku – Piye Kabare. Nuansa politik tak hanya terasa dari penggunaan judul saja. Film ini sarat akan politik mulai dari isi film, dialog antartokoh, hingga momentum peluncuran film. Film ini mulai beredar di bioskop-bioskop Indonesia mulai 12 April 2018, di mana suasana tahun politik sangat terasa.

Meski peluncurannya bertepatan dengan tahun politik, sutradara sekaligus penulis skenario Enak Tho Zamanku-Piye Kabare, Akhlis Suryapati mengatakan bahwa film ini dibuat tanpa sengaja memanfaatkan momentum Pemilu. Kendati demikian, Akhlis menyampaikan jika masyarakat boleh menafsirkan pembuatan film ini berkaitan dengan situasi politik di Indonesia.

film enak jamanku
Pendidikan politik melalui film sangat efektif. (Foto: istimewa)

Walaupun judulnya terkesan mengangkat rezim Orde Baru, produser film tersebut, Sonny Pudjisasono menyampaikan jika film ini tidak mengangkat tokoh tertentu secara spesifik. “Judul yang dipilih memang menggelitik, namun film ini bisa berlaku untuk pemerintahan masa siapa saja. Bukan hanya pada zaman tertentu,” ungkap Sonny.

Film ini mendapat sambutan baik dari Laksamana TNI (purn) Tedjo Edhy Purdihanto. Menurutnya, film dapat dijadikan sebagai media untuk menggugah kesadaran politik generasi muda. “Pendidikan politik melalui film sangat efektif,” ujarnya.

Hal berbeda justru disampaikan oleh pengamat film, Yan Wijaya. Yan setuju bahwa film dapat dijadikan sebagai media propaganda. Namun ia menilai film bermuatan politik di masa kini tak mendapat sambutan baik dari audiens yang sebagian besar merupakan remaja.

Di era tahun 1950an hingga 1980an, film-film yang beredar di masyarakat sarat akan nilai politik. Para sutradara tak segan mengkritik pemerintahan di masa itu. Pada masa itu, Indonesia berada di masa transisi dari masa penjajahan ke masa kemerdekaan. Jadi, nasionalisme masyarakat masih sangat berkobar-kobar. Hasilnya, film-film yang beredar pun kental dengan nuansa nasionalisme dan politik seperti film Antara Darah dan Doa, Lewat Djam Malam, Penghianatan G 30 S PKI dan lain sebagainya.

Berbeda dengan zaman dahulu, kini minat masyarakat akan film bermuatan politik sangat rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penonton masa kini tak tertarik akan film bermuatan politik. Faktor pertama yakni sineas Indonesia kurang cakap dalam memproduksi film bernuansa nasionalis dan politik.

film enak jamanku
Film berbau nasionalisme tak menarik generasi milenial. (Foto: istimewa)

“Indonesia belum selihai Hollywood. Contoh film Hollywood yang menggugah nasionalisme rakyatnya adalah film Rambo. Sutradara membuat penonton percaya bahwa Amerika menang atas Vietnam. Padahal faktanya sebaliknya,” papar Yan.

Faktor kedua adalah kurangnya nasionalisme generasi muda. Derasnya arus globalisasi serta tak diperkuat dengan nasionalisme membuat generasi muda tak menaruh perhatian lebih terhadap karya-karya yang sarat akan politik atau nasionalisme.

“Anak muda masa kini umumnya cuek terhadap paham nasionalis, beda dengan generasi tempo doeloe,” imbuh Yan. Rendahnya minat masyarakat akan film bertema politik atau nasionalis membuat dialog atau adegan berbumbu politis tak efektif.

"Buat film tentang anak muda yang nasionalis sehingga bisa menjadi panutan," tukasnya. (avia)

#Film Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

ShowBiz
Film 'Janur Ireng' Tayang Desember 2025, Simak Sinopsis, Fakta Adaptasi, dan Kaitan dengan 'Sewu Dino'
Film Janur Ireng hadir akhir 2025 dengan kisah manipulasi psikologis dan klenik. Adaptasi dari novel SimpleMan dan thread viral Twitter.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 15 November 2025
Film 'Janur Ireng' Tayang Desember 2025, Simak Sinopsis, Fakta Adaptasi, dan Kaitan dengan 'Sewu Dino'
ShowBiz
Tawa yang Menyembuhkan: Kisah Ironi dan Humor di Film 'Suka Duka Tawa'
Suka Duka Tawa hadir sebagai film komedi penuh makna, menandai kembalinya Rachel Amanda ke layar lebar pada 2026.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 15 November 2025
Tawa yang Menyembuhkan: Kisah Ironi dan Humor di Film 'Suka Duka Tawa'
ShowBiz
Dari Trauma Masa Kecil Menjadi Film, 'Waluh Kukus' Segera Tayang Di Bioskop
Cerita viral Waluh Kukus akan hadir di layar lebar. Falcon Pictures merilis poster perdana dan memulai produksi film berdasarkan kisah nyata Ainay.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 15 November 2025
Dari Trauma Masa Kecil Menjadi Film, 'Waluh Kukus' Segera Tayang Di Bioskop
ShowBiz
Film 'Keluarga Cendana' Karya Felix K. Nesie Tayang di JAFF 2025, Diproduseri Happy Salma dan Nicholas Saputra
Felix K. Nesie merilis film baru 'Keluarga Cendana' yang tayang perdana di JAFF 2025. Film diproduseri Happy Salma dan Nicholas Saputra.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 15 November 2025
Film 'Keluarga Cendana' Karya Felix K. Nesie Tayang di JAFF 2025, Diproduseri Happy Salma dan Nicholas Saputra
ShowBiz
Sosok Chairil Anwar Diangkat ke Layar Lebar lewat Film Biografi, Siap Tayang 2026
Falcon Pictures resmi umumkan produksi film biografi tentang Chairil Anwar. Tayang 2026 di seluruh bioskop Indonesia, warganet ramai menebak siapa pemeran utamanya.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 10 November 2025
Sosok Chairil Anwar Diangkat ke Layar Lebar lewat Film Biografi, Siap Tayang 2026
ShowBiz
Warkop DKI Reboot Siap Kocok Perut Penonton, Desta Jadi Dono di Versi Terbaru
Desta akan beradu akting dengan dua nama yang sudah tak asing bagi penggemar Warkop DKI Reborn: Tora Sudiro yang kembali memerankan Indro, serta Vino G. Bastian sebagai Kasino.
Wisnu Cipto - Minggu, 09 November 2025
Warkop DKI Reboot Siap Kocok Perut Penonton, Desta Jadi Dono di Versi Terbaru
ShowBiz
Lagu 'Rayuan Perempuan Gila' Nadin Amizah Jadi Soundtrack 'Pangku', Film Debut Reza Rahadian
Lagu 'Rayuan Perempuan Gila' milik Nadin Amizah resmi jadi soundtrack film Pangku, debut penyutradaraan Reza Rahadian yang tayang 6 November.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 04 November 2025
Lagu 'Rayuan Perempuan Gila' Nadin Amizah Jadi Soundtrack 'Pangku', Film Debut Reza Rahadian
ShowBiz
Putri Marino hingga Christine Hakim Bintangi 'Empat Musim Pertiwi', Film Baru Garapan Kamila Andini
Forka Films umumkan pemeran film 'Empat Musim Pertiwi' karya Kamila Andini. Dibintangi Putri Marino, Arya Saloka, Hana Malasan, Christine Hakim.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 04 November 2025
Putri Marino hingga Christine Hakim Bintangi 'Empat Musim Pertiwi', Film Baru Garapan Kamila Andini
ShowBiz
Film Adaptasi Komik 'Labah-Labah Merah' tengah Digarap, Superhero Indonesia Bangkit Lagi
Soraya Intercine Films resmi adaptasi komik klasik 'Labah-Labah Merah' karya Kus Bram menjadi film layar lebar. Simak teaser dan detail proyeknya di sini.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 04 November 2025
Film Adaptasi Komik 'Labah-Labah Merah' tengah Digarap, Superhero Indonesia Bangkit Lagi
ShowBiz
Kamila Andini Comeback Lewat Film 'Empat Musim Pertiwi', Siap Diumumkan Awal November 2025
Forka Films umumkan film baru 'Empat Musim Pertiwi' garapan Kamila Andini. Rumor menyebut Putri Marino akan jadi pemeran utama.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 02 November 2025
Kamila Andini Comeback Lewat Film 'Empat Musim Pertiwi', Siap Diumumkan Awal November 2025
Bagikan