Rayakan Festival Film Indonesia dengan Film Lawas

Film-film lawas Indonesia memiliki tempat tersendiri di hati penikmat film Indonesia. Film-film tahun 1960 hingga 1990an tak hanya memiliki jalan cerita yang unik tetapi juga sarat akan nilai moral. Sayangnya film-film lawas seperti Catatan Si Boy dan Warkop DKI sulit ditemukan. Film-film lawas itupun jarang diputar di televisi.

Kini, ada kabar baik bagi para pecinta film di Indonesia. Guna merayakan Hari Film Nasional, CGV Indonesia mengadakan Vintage Film Festival. Vintage Film Festival (VFF) merupakan kolaborasi CGV dengan penggiat film. Hal tersebut bertujuan untuk mengapresiasi karya-karya para sineas Indonesia terdahulu. Program VFF merupakan hasil kolaborasi antara CGV dengan FLIK dan GO-TIX.

"Di luar negeri, para pecinta film selalu diperkenalkan kembali dengan film-film lawas. Mengadaptasi kebiasaan serupa di Indonesia diharapkan mampu menstimulasi para sineas Indonesia untuk terus menghasilkan film berkualitas," ucap Head Brand Marketing CGV, Wisnu Triatmojo saat ditemui di CGV Grand Indonesia, Selasa (27/3).

Mulai 29 Maret 2018, penonton Indonesia dapat menyaksikan sejumlah film lawas yang jarang diputar di televisi dan ditemukan di manapun. Genre film yang akan ditampilkan pun cukup beragam mulai dari horor, drama, komedi hingga laga. Deretan film lawas terpilih akan diputar di gelaran VFF di 10 jaringan bioskop CGV di 10 kota.

Pemutaran film lawas ini dibuka dengan pemutaran film horor fenomenal Indonesia, Pengabdi Setan karya Sisworo Gautama Putra. Film yang menginspirasi Joko Anwar untuk membuat remakenya ini sempat booming di zamannya. Film tersebut bahkan dikenal hingga mancanegara seperti Jepang dan Amerika.

Adapun selain film Pengabdi Setan, film Indonesia yang akan diputar di acara VFF adalah Matt Dower (1969), Ateng Sok Aksi (1977), Ratu Ilmu Hitam (1981), Titian Serambut dibelah Tujuh (1982), WARKOP - Sama Juga Bohong (1986), dan Catatan si Boy (1987 - 1991). (Avia)