Musik

Rage Against The Machine Rilis Dokumenter tentang Rasialisme

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 18 Januari 2021
Rage Against The Machine Rilis Dokumenter tentang Rasialisme

RATM rilis film dokumenter pendek tentang ras. (instagram@rageagaintsthemachine)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SETELAH film dokumenter dari pentolan System of a Down, Serj Tankian, berjudul Truth to Power, teman musisi seperjuangannya, Rage Against The Machine, memberikan respons. Tanggapan itu disampaikan secara artistik melalui film dokumenter berjudul Killing in Thy Name yang tayang 16 Januari 2020.

Sampul untuk dokumeter tersebut menggambarkan foto terkenal seorang pria yang berdiri di samping tengkorak sekitar 1,5 juta bison. Binatang itu dibantai untuk mengakhiri perjuangan kemerdekaan oleh penduduk asli Amerika.

Tak dimungkiri, musik Rage Against The Machine (RATM) telah menjadi musik yang pas untuk peristiwa sosial-politik beberapa tahun belakangan ini. Proyek dokumenter ini merupakan kolaborasi RATM secara kolektif bersama seniman internasional bernama The Ummah Chroma (yang berarti: komunitas warna).

BACA JUGA:

Film Dokumenter Serj Tankian ‘Truth To Power’ Tayang Februari 2021

Dokumenter berdurasi 15 menit itu menampilkan rekaman seorang guru di lapangan terbuka dengan beberapa anak sekolah, yang belajar tentang sejarah gelap perbudakan yang terjadi di Barat, peristiwa nyata yang tidak terhindarkan, serta menguraikan label ‘the fiction known as whitness’ dalam konteks Amerika Serikat.

Sampel lagu apik berjudul Killing in The Name dari RATM digunakan di hampir seluruh bagian film. Di akhir film, ditampilkan permainan langsung RATM membawakan lagu tersebut. Dokumenter ini juga digabungkan dengan kutipan dari anggota RATM yang membagikan pemikiran merekan tentang rasialisme dan betapa integralnya hal tersebut dengan etos seni mereka.

Dalam rekaman dokumenter tersebut, vokalis RATM, Zack de la Rocha, mengungkapkan pemikirannya tentang negara adidaya, Amerika Serikat. “Hidup di Amerika, kamu hidup di salah satu masyarakat paling brutal dalam sejarah dunia,” ujarnya.

Pemain bass Tim Commerford kepada Loudwire, Jumat (15/1), mengatakan menulis lagu yang berisi tentang apa yang terjadi secara sosial dan politik bukanlah pilihan bagi mereka. "Itu merupakan kewajiban. Aku ingin menggunakan musik sebagai senjata dan mulai menghantam orang-orang tertentu,” ujarnya,

Gitaris Tom Morello menambahkan, “Ibuku (Mary Morello) ialah wanita kulit putih dengan suara radikal. Selama tiga dekade dia meruapakan guru progresif di sekolah menengah konservatif yang menginspirasi siswanya untuk menantang sistem, dalam tindakan dan perkataannya, dia selalu mengajarkan bahwa rasialisme tidak boleh diabaikan dan harus selalu dihadapi.”(far)

#Musik
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

ShowBiz
Lirik Lagu 'Biarlah' dari Killing Me Inside, Onadio Leonardo Masih Jadi Vokalis
Lirik lagu Biarlah dari Killing Me Inside menjadi salah satu single dari album REBIRTH. Versi awal lagu ini diperkenalkan pada 2013 lalu.
Soffi Amira - Sabtu, 01 November 2025
 Lirik Lagu 'Biarlah' dari Killing Me Inside, Onadio Leonardo Masih Jadi Vokalis
ShowBiz
Perjalanan 20 Tahun Java Jazz Festival: dari Jakarta ke NICE, Musik Tanpa Batas
Java Jazz Festival akan merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Festival ini akan digelar di NICE, PIK 2.
Soffi Amira - Jumat, 31 Oktober 2025
Perjalanan 20 Tahun Java Jazz Festival: dari Jakarta ke NICE, Musik Tanpa Batas
ShowBiz
Lirik Lagu 'Berhenti Mencintai' dari Album Terbaru Fatin
Fatin tampak semakin menunjukkan kemampuannya dalam membawakan lagu bertema cinta dengan gaya yang lembut tapi penuh kekuatan emosional.
Dwi Astarini - Jumat, 31 Oktober 2025
Lirik Lagu 'Berhenti Mencintai' dari Album Terbaru Fatin
ShowBiz
Suliyana Bawakan Ulang Lagu ‘Abot Salah Siji’, Simak Lirik dan Maknanya
Lewat lagu Abot Salah Siji, memperlihatkan kemampuan Suliyana sebagai penyanyi sekaligus penulis lagu.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Suliyana Bawakan Ulang Lagu ‘Abot Salah Siji’, Simak Lirik dan Maknanya
ShowBiz
Dimansyah Laitupa Lanjutkan Eksistensi di Industri Musik lewat Single 'Untuk Apa', Simak Lirik Lengkapnya
Finalis Indonesian Idol Dimansyah Laitupa rilis single Untuk Apa.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Dimansyah Laitupa Lanjutkan Eksistensi di Industri Musik lewat Single 'Untuk Apa', Simak Lirik Lengkapnya
ShowBiz
Refleksi Diri dan Cinta, Prinsa Mandagie Hadirkan Single ‘Kembali Ke Aku’
Prinsa ingin menggambarkan proses penyadaran diri lewat lagu Kembali Ke Aku.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Refleksi Diri dan Cinta, Prinsa Mandagie Hadirkan Single ‘Kembali Ke Aku’
ShowBiz
Lirik Lagu 'Bila Hatimu Pergi' The Virgin, Ceritakan Perjalanan Menghadapi dan Merawat Rasa Kehilangan
Lagu Bila Hatimu Pergi The Virgin mengajak pendengar untuk meresapi setiap nuansa kesedihan, kerinduan, dan harapan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Lirik Lagu 'Bila Hatimu Pergi' The Virgin, Ceritakan Perjalanan Menghadapi dan Merawat Rasa Kehilangan
ShowBiz
Cakra Khan Ceritakan Fase Paling Jujur dalam Perjalanan Cinta di Lirik Lagu 'Tak Sejalan'
Lewat lagu Tak Sejalan, Cakra Khan kisahkan cinta semata tak cukup untuk pertahankan sebuah hubungan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Cakra Khan Ceritakan Fase Paling Jujur dalam Perjalanan Cinta di Lirik Lagu 'Tak Sejalan'
ShowBiz
Sepuluh Tahun ‘Generation Y’, Kunto Aji Hadirkan Single ‘2025 Masih Asik Sendiri’ dengan Aransemen Baru
Kunto Aji menghadirkan single baru bertajuk 2025 Masih Asik Sendiri.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 31 Oktober 2025
Sepuluh Tahun ‘Generation Y’, Kunto Aji Hadirkan Single ‘2025 Masih Asik Sendiri’ dengan Aransemen Baru
ShowBiz
Soundwich: Babak Terakhir, saat Tangerang Raya Menutup Perjalanan Musik dengan Bunyi dan Pelukan
Showcase pamungkas Soundwich menghadirkan tiga penampil utama, yaitu The Jems, Santasantap, dan Azel.
Dwi Astarini - Jumat, 31 Oktober 2025
Soundwich: Babak Terakhir, saat Tangerang Raya Menutup Perjalanan Musik dengan Bunyi dan Pelukan
Bagikan