Psikiater Yale Sesalkan Kematian Wheesung, Gugat Pemerintah Tangani Kecanduan Narkoba dengan Langkah Tepat
Wheesung ditemukan meninggal dunia, Senin (10/3).(foto: Soompi)
MERAHPUTIH.COM - KEPERGIAN penyanyi Wheesung pada 10 Maret memicu ungkapan kesedihan dari komunitas medis. Pada pagi hari yang sama, Wheesung ditemukan tidak responsif di rumahnya di Gwangjin-gu, Seoul, setelah ibunya mengunjungi rumahnya setelah menerima panggilan dari manajernya yang tidak dapat menghubunginya melalui telepon. Layanan darurat dipanggil, tetapi ia dinyatakan meninggal tak lama setelah itu.
Polisi telah meminta autopsi dari Layanan Forensik Nasional, yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Maret pagi. Meskipun tidak menemukan tanda-tanda kekerasan, pihak keppolisian mendapati sebuah jarum suntik di dekat Wheesung. Hal itu membuat penyelidik mencari penyebab pasti kematian.
Setelah kepergian Wheesung, asisten profesor psikiatri di Universitas Yale Dr Nah Jong-ho mengutarakan pendapatnya. Jong-ho, yang mendapat perhatian atas penampilannya di acara tvN You Quiz on the Block, membagikan penghormatan untuk Wheesung di akun Facebook-nya, meratapi kehilangan kehidupan muda lainnya.
Jong-ho mencatat, meskipun penyebab kematian pasti belum dikonfirmasi, ia mengingat Wheesung telah berjuang dengan depresi dan gangguan tidur sepanjang hidupnya. Sang musisi mengandalkan obat tidur.
“Sebagai seseorang yang fokus pada masalah overdosis obat, ini sangat menyentuh hati saya. Saya telah mengadvokasi peningkatan dana untuk fasilitas rehabilitasi kecanduan selama bertahun-tahun. Saya bahkan berbicara dengan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Korea Selatan tentang hal ini. Tetapi tidak ada yang berubah, jadi apa yang diperlukan agar kita bisa melihat kemajuan?" tegasnya, seperti dikabarkan SBS Star.
Pada 11 Maret, Jong-ho kembali membuat unggahan, menekankan pentingnya perawatan yang tepat untuk kecanduan. Ia menjelaskan akhir dari kecanduan bukanlah kematian. Kecanduan narkoba dan alkohol memang penyakit yang sangat menakutkan, tetapi sebagai psikiater kecanduan, ia melihat pasien setiap hari yang berhasil pulih dan mendapatkan kembali kebahagiaan mereka. Menurutnya, masalah sebenarnya ialah kurangnya rumah sakit dan pusat rehabilitasi bagi mereka yang membutuhkan perawatan. “Kebijakan narkotika yang hanya berfokus pada hukuman tidak akan menyelesaikan permasalahan penyalahgunaan obat yang telah mengakar. Harus ada keseimbangan antara hukuman, perawatan, dan rehabilitasi agar kemajuan yang berarti dapat tercapai,” jelasnya, dikutip Allkpop.
Wheesung telah terjerat dalam berbagai kontroversi terkait dengan narkoba sejak 2018. Pada Oktober 2021, ia dihukum karena secara ilegal menggunakan anestesi propofol beberapa kali dan menerima hukuman satu tahun penjara, yang ditangguhkan selama dua tahun, serta 40 jam kerja sosial dan wajib mengikuti kuliah tentang penyalahgunaan narkoba.
Pada 2019, ia juga didakwa karena membeli sekitar 3.910 ml propofol seharga 60,5 juta won sekitar Rp 757 juta dan menggunakannya setidaknya 10 kali. Selain itu, pada Juli 2018, ia menerima dakwaan yang ditangguhkan atas penggunaan zolpidem. Dua tahun kemudian, pada Maret serta April 2020, ia ditemukan tidak sadarkan diri setelah menggunakan anestesi etomidate.(dwi)
Bagikan
Berita Terkait
ALPHA DRIVE ONE Tampil Mengesankan di MAMA Awards 2025 lewat Single Pradebut 'FORMULA'
VVUP Main ke Indonesia, Mark & Lona Hadirkan House Party Penuh Energi
Ungkapkan Kekecewaan kepada HYBE, RM BTS: Aku Berharap Mereka Lebih Peduli kepada Kami
Kolaborasi Lintas Negara, Zico dan Ikura YOASOBI Rilis 'DUET'
Sah! Kim Woo-bin dan Shin Min-ah Resmi Menikah, sang Besti Lee Kwang-soo Jadi MC
EXO Umumkan Comeback, Rilis MV 'I’m Home' sebagai Pembuka Album Baru
Serius Garap Album Baru, BTS: Aku Sangat Ingin Kembali
ENHYPEN Resmi Umumkan Album Baru ‘The Sin: Vanish’, Ajak ENGENE Menyelami Dunia Vampir
Stray Kids Gelar Konser SKZOO di Roblox, ini nih Waktu dan Cara Ikutannya
Jungkook BTS Muncul di Live Weverse cuma Bagikan Kabar Album, enggak Bahas Rumor Kencan