PR Berat Iwan Bule, Mulai Mafia Bola hingga Kerusuhan Suporter


Ketum PSSI 2019-2023, Mochamad Iriawan. Foto: PSSI
MerahPutih.com - Ketua Umum PSSI terpilih, Mochammad Iriawan dinilai memiliki beban dalam masa kepemimpinannya kelak. Beban tersebut bukan tak mungkin akan menghambat program yang akan dirancang pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Pengamat sepak bola Akmal Marhali menyesalkan anggota Komite Eksekutif PSSI terpilih yang mayoritas diisi orang-orang lama yang ikut mencatatkan sejarah hitam terpuruknya sepakbola Indonesia dengan berbagai kasus yang terjadi.
Baca Juga
“Ada bom waktu di tangan Pak Iwan Bule. Selain harus menjalankan agenda reformasi, dia juga harus mampu menjinakkan tokoh-tokoh lama yang tak bisa lepas dari konflik kepentingan (conflict interest). Bila tak mampu menjinakkannya bom waktu itu sewaktu-waktu bisa meledak,” kata Akmal Marhali kepada Merahputih.com di Jakarta, Senin (4/11).
Akmal menyoroti sejumlah anggota Komite Eksekutif yang juga menjadi pejabat asprov atau klub. Hal ini bisa saja menimbulkan konflik kepentingan.
"Sepakbola Indonesia (PSSI) tidak bisa dikerjakan sambilan. Karena masalahnya seabrek. Harus fokus 24 jam. Pak Iwan Bule harus tegas memberikan penekanan ini dan meminta anggotanya untuk memilih dan segera ambil keputusan," tambah Akmal.

Akmal menambahkan, dalam revisi statuta PSSI banyak yang abai dan tidak membaca. Pada pasal 21 ayat 3 statuta baru yang ditetapkan pada 27 Juli 2019 dibolehkan satu perusahaan memiliki lebih dari satu klub. "FIFA melarang cross ownership.
"Kok PSSI malah mengizinkan. Ini berbahaya buat industri sepakbola Indonesia. Akan ada monopoli dan kartel bisnis di dalamnya bila pasal 21 ayat 3 tidak direvisi," terang Akmal.
Baca Juga
Anggap Inpres Percepatan Persepakbolaan Belum Berjalan, Ketum PSSI Bentuk Pokja
Dengan dibolehkannya satu perusahaan memiliki lebih dari satu klub akan membuka pintu pengaturan juara, promosi, dan degradasi.
"Bahkan, bisa jadi alat match fixing. Ini bom waktu yang bisa meledak setiap saat," Akmal menambahkan.
Akmal juga menyoroti soal pemberantasan match acting, match setting, dan match fixing yang menjadi penyakit akut sepakbola nasional. Bahkan, sudah menjadi rahasia umum.
Ini akan menjadi sorotan selama kepemimpinan Iwan Bule. Bila tidak mampu membentengi sepakbola Indonesia dari pelaku kejahatan match fixing dan masuknya bandar-bandar judi ilegal dari luar negeri.
"Iwan Bule dibebankan tugas lama menyelesaikan kasus para pemangku jabatan di sepakbola yang terlibat kasus. Sampai saat ini belum jelas dituntaskannya. jangan sampai tersandera," kata koordinator Save Our Soccer ini.
Lalu, soal rivalitas suporter yang selalu berujung kericuhan berbalut anarkisme dan vandalisme. Sosok Iwan Bule yang berbintang tiga di kepolisian diharapkan bisa menuntaskan perseteruan suporter. Jangan lagi ada korban nyawa di sepakbola.
"Suporter harus diedukasi dan disosialisasikan soal regulasi agar mereka paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mendukung timnya. Bila tidak ada aksi dan kembali ada korban jiwa, bintang tiga Iwan Bule dipertaruhkan. Ini bom waktu yang harus dijinakkan," jelas Akmal.
Baca Juga
Ia melihat, yang menjadi PR adalah kemudahan perizinan pertandingan. Jangan lagi ada pertandingan tanpa suporter tim tamu. "Ini sumber konflik horizontal kecuali ada sanksi yang dijatuhkan sehingga tidak boleh datang," ungkap Akmal.
Ia berharap, masalah prestasi timnas yanh buruk jadi perhatian Iwan Bule. Sebab, ekspektasi masyarakat sangat tinggi setelah terakhir juara Sea Games 1991. Artinya, sudah 28 tahun puasa prestasi.
"Timnas yang kuat berasal dari kompetisi yang sehat. Ini menjadi tantangan buat Iwan Bule," kata Akmal. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Timnas U-23 Gagal ke Piala Asia U-23 2026, Erick Thohir Tugaskan Alexander Zwiers Lakukan Evaluasi Total

Timnas Indonesia Sudah Miliki Kedalaman Skuad, Erick Thohir Pastikan Tidak Ada Penambahan Pemain untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Lebanon: Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Jalani Debut

Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Belum Tentu Tampil di Laga FIFA Match Day, Kluivert Bilang Begini

Penggawa Los Angeles FC Adrian Wibowo Bisa Bela Timnas Tanpa Naturalisasi

PSSI Yakin Miliano Jonathans Segera Mendapat Pengesahan FIFA dan AFC untuk Bela Timnas Indonesia

Mees Hilgers Tidak Penuhi Panggilan Timnas karena Urus Perpindahan Klub, Erick Thohir Coba Memahami

Miliano Jonathans Resmi WNI, Tampil Tidaknya Membela Timnas Indonesia September Ini Tergantung Patrick Kluivert

PSSI Bersyukur Kualifikasi Piala Asia U-23 dan FIFA Matchday Bisa Digulirkan di Sidoarjo dan Surabaya Pasca Ricuh Demonstrasi

Thom Haye Pilih Berkarier di Indonesia bersama Persib, Erick Thohir Pasrah
