Film

Potret Percintaan Pemuda Negeri Aing dalam Film

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 08 Oktober 2021
Potret Percintaan Pemuda Negeri Aing dalam Film

Para pemain film Posesif. (Foto: merahputih.com/Albi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

INDAHNYA kisah percintaan menjadi satu hal yang selalu melekat dan didamba-dambakan para remaja. Namun nyatanya, kehidupan percintaan tak selamanya berujung indah. Terlibat dalam hubungan 'toxic' hingga rusaknya masa depan karena salah mengambil keputusan, menjadi beberapa hal yang mungkin dialami saat kamu memutuskan untuk masuk ke dalam sebuah hubungan.

Diperlukan perjuangan dan keberanian untuk dapat terlepas dari kondisi tersebut. Yuk, simak empat film Indonesia yang menggambarkan perjuangan remaja dalam menghadapi permasalahan dalam hubungan percintaannya.

Baca Juga:

Starter Pack Pemain E-Sport Paling Standard Biar Gaming Tetap Gahar!

1. Story of Kale: When Someone's in Love


Rasa cinta membutakan segalanya. Kalimat ini mungkin cocok untuk menggambarkan karakter Dinda dalam film ini. Dengan alasan rasa cinta, Dinda merelakan kebahagiaan direnggut oleh kekasihnya. Tak jarang sikap ringan tangan sang kekasih membuat kedua pipinya terlihat memerah.

Beruntung, Dinda bertemu dengan Kale yang membuat pikirannya terbuka lebar dan berani mengambil keputusan untuk keluar dari hubungan tersebut. Saat membantu Dinda untuk keluar dari bayang-bayang sang mantan kekasih yang menyeramkan, Kale merasa diri nya mulai memiliki ketertarikan dengan Dinda. Ketertarikan Kale terhadap dinda bersambut. Keduanya resmi menjadi sepasang kekasih.

Layaknya hubungan percintaan pada umumnya, komitmen Kale dan Dinda diuji dengan adanya konflik. Dimulai dengan konflik kecil yang disebabkan karena Kale terbutakan oleh rasa cemburu saat melihat Dinda dekat dengan seorang teman. Keduanya sempat beradu argumen, namun dengan pikiran dewasa Kale dan Dinda berhasil melewatinya.

2. Dua Garis Biru



Bayangan mengenai kehidupan rumah tangga mungkin belum pernah terlintas di pikiran para remaja. Begitu pula dengan karakter Dara dalam film ini. Namun karena kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya, Dara melakukan sesuatu diluar batas oleh kekasihnya bernama Bima.

Kejadian itu membuat Dara harus menjadi seorang ibu saat dirinya baru duduk di bangku SMA. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, kehamilan Dara membuatnya dikeluarkan dari sekolah dan kedua orang tuanya mengusirnya dari rumah.

Beruntung, Bima mau bertanggung jawab akan kehamilan Dara. Dorongan dari keluarga Bima membuat keduanya memutuskan untuk menikah di usia muda. Namun sebelum keduanya mengambil keputusan untuk menikah, keinginan untuk menggugurkan bayi dalam kandungan Dara tentunya terlintas dalam benak keduanya. Namun Bima dan Dara mengurungkan niat mereka karena merasa tidak tega hati untuk menggugurkan anak mereka.

Keputusan keduanya untuk menikah, membuat Bima harus menghadapi realitas dunia kerja. Di saat teman-temannya sedang asyik menikmati masa remaja, Bima harus bekerja demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Hingga tiba saatnya anak mereka lahir, Dara harus menghadapi kenyataan bahwa rahimnya harus diangkat karena terdapat kerusakan.

Baca Juga:

Pink Panda, Anak Muda Berprestasi Melalui K-Pop Dance Cover

3. Posesif


Bertemu dengan cinta pertama memang menjadi satu hal yang sulit untuk dilupakan. Pertemuan Lala dan Yudhis yang merupakan cinta pertamanya membuat segalanya berubah. Lala yang merupakan seorang siswi berprestasi dan seorang atlet loncat indah mulai berubah.

Lala mulai suka berbohong dan menjauh dengan sahabat-sahabatnya. Segala hal rela Lala lakukan agar Yudhis tetap menjadi kekasihnya. Namun semakin lama keduanya berhubungan, sikap posesif yang dimiliki Yudish semakin mengganggunya.

Harapan untuk memiliki hubungan yang indah harus Lala kubur dalam-dalam. Jauh dari kata bahagia, Lala justru tidak nyaman dengan sikap Yudhis yang selalu memantau keberadaan Lala. Bahkan Yudhis tak segan untuk membahayakan orang lain yang dekat dengan Lala. Hal ini dilakukan Yudhis karena dirinya ingin menjadi prioritas Lala.

Sikap posesif Yudhis semakin menjadi-jadi. Sebab tak hanya orang di dekat Lala yang disakiti, Yudis lama kelamaan mulai menyakiti Lala. Menariknya, Lala justru tidak bisa melepas Yudhis padahal sangat posesif.

4. Bucin



Seperti judulnya, film ini menceritakan mengenai satu kelompok pertemanan yang terdiri dari empat anggota. Namun tiga diantaranya dianggap terlalu bucin atau budak cinta kepada pasangan mereka. Alih-alih saling mengingatkan satu sama lain untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat karena terlalu tunduk dengan pasangan, mereka justru menerima predikat tersebut.

Namun hingga suatu saat, mereka mulai menyadari kebodohan mereka. Hal ini mendorong mereka untuk mengikuti kelas Anti-Bucin, dengan tujuan untuk menuntun mereka untuk dapat menjalani hubungan yang lebih berkualitas. Tetapi mereka harus dihadapkan dengan kemungkinan bahwa hubungan mereka terancam berakhir jika mereka mengikuti kelas ini. (cit)

Baca Juga:

Raju, Pemuda NTT Berprestasi di PON Papua Bermodalkan Uang Pribadi

#Oktober Pemuda Jagoan Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Bagikan