Politisasi Agama, Eva Sundari: Fenomena Bertaraf Iseng-Iseng Berhadiah


Eva Sundari (Foto: kpu.go.id)
Fenomena politisasi agama dalam pilgub DKI bukanlah yang baru. Namun hal tersebut bisa diredam melalui penegakan hukum agar tidak menimbulkan konflik horizontal.
Disamping itu, menurut juru bicara tim sukses Pasangan Ahok-Djarot yang juga politisi PDIP Eva Sundari, rasionalitas masyarakat Jakara mampu meredam politisasi agama oleh sejumlah elit politik.
"Semua kemungkinan ada, tapi kita percaya sistem hukum kita itu rasional," kata Eva Sundari saat dihubungi merahputih.com melalui pesan WA, Senin (27/3) kemarin.
Eva Sundari tak menafikan bahwa isu agama dalam Pilgub DKI sempat menimbulkan ancaman disintegrasi bangsa dan benturan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi politisasi agama hanyalah bersifat sesaat. Apalagi ideologi Pancasila sudah menjadi konsensus nasional dan bersifat final.
Menurutnya, jika politisasi agama dibiarkan dan terus digulirkan sejumlah elit politik yang ambisius bukan tidak mungkin Indonesia akan terjebak dalam konflik seperti di beberapa negara timur tengah.
"Ya, di negara-negara muslim sampai pecah bahkan terjadi perang antara golongan seperti di Suriah, Yaman dan sejumlah negara yang berdasarkan agama. Atau Mesir setelah era Arab Spring. Alhamdulillah, Indonesia punya Pancasila dan politik identitas sudah tidak berlaku lagi di sini. Apa yang terjadi di Pilgub DKI sekarang, hanya gangguan bertaraf iseng-iseng berhadiah., “terang Eva Sundari.
Menurut Eva, hanya sebagian elit politik yang menggunakan isu agama sebagai strategi untuk memenangkan suara pilkada.
"Gangguan terhadap pilar-pilar berbangsa dan bernegara itu biasa, tapi hanya dimanfaatkan elit politik yang ingin menang pakai strategi politisasi agama," pungkasnya.
Bagikan
Berita Terkait
PWNU Jakarta Sebut RK, Anies, Pras PDIP, hingga Kaesang Layak Jadi DKI 1

Ridwan Kamil Pertimbangkan Opsi Maju di Pilgub DKI atau Jabar di 2024

Golkar Ucap Terima Kasih pada PSI Terkait 2 Kadernya Didukung Jadi Cagub DKI
