Pimpinan DPR Apresiasi Terobosan Mantan Menkes Kembangkan Vaksin Nusantara

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 19 Februari 2021
Pimpinan DPR Apresiasi Terobosan Mantan Menkes Kembangkan Vaksin Nusantara

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberikan keterangan pers seusai meninjau RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengapresiasi dan menyambut baik proses pengembangan Vaksin Nusantara yang digagas Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Vaksin tersebut sedang menjalani uji klinis fase II.

Ie menilai, vaksin COVID-19 yang diprakarsai oleh Terawan ini bersifat personalized. Yakni menggunakan sel dendritik dan dapat di produksi secara massal dalam waktu singkat.

"Ini sebuah terobosan dan inovasi yang ditawarkan anak bangsa, ditengah persoalan vaksinasi dan masih tingginya angka penularan virus COVID-19 di banyak negara," jelas Dasco dalam keterangannya, Jumat (19/2).

Baca Juga:

Pemerintah Daerah Tunggu Arahan Pusat Soal Vaksinasi Tahap II

Kemudian, dari semenjak program vaksinasi ini digulirkan oleh Pemerintah, Dasco mendorong adanya pengembangan vaksin yang dibuat dan dikembangkan oleh anak bangsa.

Dasco juga meminta kepada semua pihak, untuk mendukung penuh pembuatan Vaksin Nusantara ini hingga betul-betul teruji klinis.

"Kemudian secara efektif dapat menekan penyebaran virus, aman untuk masyarakat dan juga teruji kehalalannya," tutup Dasco.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengevaluasi Vaksin Nusantara AntiCOVID-19 yang dikembangkan tim mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. BPOM telah menerima data hasil uji klinis fase 1 yang diserahkan oleh peneliti antivirus terkait.

"Kami sedang memproses," kata Kepala Subdirektorat Penilaian Uji Klinik dan Pemasukan Khusus BPOM, Siti Asfijah Abdoella.

Siti mengatakan vaksin tersebut dapat berlanjut ke uji klinis fase 2 apabila kriteria fase 1 terpenuhi terutama terkait keamanan, khasiat, dan mutu produk farmasi. "Harus dipastikan uji klinis 1 memenuhi persyaratan dan ketentuan," katanya.

Menkes Terawan Agus Putranto
Mantan Menkes, Terawan Agus Putranto memberikan keterangan kepada awak media (Foto: antaranews)

Terawan menggandeng tim peneliti dari Laboratorium RSUP Kariadi Semarang. Selain juga Universitas Diponegoro dan Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat.

Terawan mengklaim, Vaksin Nusantara memiliki kelebihan kekebalan yang lebih lama dibandingkan beberapa varian antivirus lainnya karena menggunakan basis sel dendritik.

Terpisah, anggota Tim Peneliti Vaksin Nusantara, Dokter Yetty Movieta Nency, menerangkan pembuatan vaksin itu diawali dengan mengambil darah pasien. Kemudian diambil sel darah putih dan sel dendritiknya. Sel ini kemudian dikenalkan dengan rekombinan dari SARS-CoV-2.

"Prosesnya sekitar seminggu kemudian disuntikkan kembali," katanya.

Lantaran berasal dari sel yang diambil dari tubuh penerima, Yetty mengklaim, vaksin dari sel dendritik ini kecil kemungkinan menimbulkan infeksi. "Kemungkinan reaksi penolakan lebih rendah," ucap dia.

Itu, menurut Yetty, ditunjukkan lewat hasil uji awal (tahap 1) yang diakunya tak ditemukan efek berlebihan. "Efek sampingnya minimal, berjalan singkat, dan tak perlu pengobatan," ujarnya.

Baca Juga:

Masuk Vaksinasi Tahap 2, Jabar Belum Dapat Jatah Alokasi Vaksin COVID-19

Vaksin Nusantara tergolong aman lantaran tak ada tambahan ajufan maupun komponen binatang. Hal tersebut sekaligus meyakinkan masyarakat terhadap status halal vaksin COVID-19.

Kalau dijual nanti, Yetty mengatakan lebih jauh, harga satu dosis Vaksin Nusantara bisa hanya sekitar US$ 10. "Karena anggaran penyimpanan, distribusi, penambahan, bisa diminimalisir," ujar dia. (Knu)

Bagikan
Bagikan