'Pesta Preloved Kalibata City', Detoks Tempat Tinggal ala Penghuni Apartemen


Jual beli barang 'preloved' di apartemen. (Foto: Istimewa)
BARANG second tak lagi menjadi hal tabu. Dahulu orang gengsi memakai dan membeli barang bekas, meski masih layak pakai. Sekarang, gengsi tersebut telah hilang, bahkan bergeser menjadi rasa puas dan bangga.
Apalagi bila barang second yang dibeli bermerek high-end. Pokoknya, selama barang masih layak pakai dan trendi, bekas pun tidak masalah. Meski bekas, nama mereknya tidak akan berubah. Prestise Anda pun terjaga tanpa perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Barang second layak pakai ini kini lebih populer dengan istilah preloved. Sebenarnya, istilah ini awalnya ditujukan pada barang-barang yang yang disayangi. Namun, terpaksa dijual lantaran keterbatasan tempat penyimpanan, pemiliknya akan pindah atau sudah ada barang baru.
Solusi detoks apartemen
Di lingkungan apartemen seperti Kalibata Residence, Jakarta, jual beli barang preloved juga menjadi tren. Selain menjual tas atau busana bekas layak pakai melalui jejaring sosial atau grup WhatsApp, ada pula penghuni yang menyediakan lapak bagi penghuni lain yang ingin menawarkan barang-barang preloved.
Sebut saja Filia Kusumawati (34), Lisa Vivianti Harahap (42), dan Ade (43) yang pekan lalu menggelar 'Pesta Preloved Kalibata City' di area apartemen. "Kami mengadakan 'Pesta Preloved' untuk membantu penghuni apartemen mengurangi isi unitnya yang sudah terlampau penuh dengan barang-barang kesayangan mereka," terang Filia kepada Merahputih.com.
Selain itu, pesta 'preloved' ini juga bertujuan untuk memfasilitasi penghuni agar dapat berkumpul dengan penghuni lain. Tepat seperti dugaan mereka, peminat pesta barang second ini banyak. Pendaftaran dibuka seminggu sebelumnya dan diumumkan melalui beberapa WhatsApp Group penghuni apartemen. Dalam waktu tiga hari, kuota sudah penuh.
Acara tersebut diikuti 17 penghuni yang mendadak menjadi pedagang barang 'preloved'. Panitia menyediakan tujuh meja yang masing-masing dibanderol Rp 50 ribu. Satu meja dapat disewa dua hingga tiga pedagang preloved 'dadakan'. 'Pesta Preloved' 'resmi'-nya digelar dari pukul 10 pagi hingga 5 sore. Namun, barang dagangan sudah mulai habis terjual pada pukul 1 siang.
Para pedagang 'dadakan' itu kebanyakan menawarkan peralatan dapur, perlengkapan bayi, dan mainan anak. Banderolnya pun tak tanggung-tanggung murah. Aneka boneka yang dibeli di luar negeri seperti Hello Kitty, Minnie Mouse, dan Mickey Mouse dibanderol mulai Rp 1.000. Dalam sekejap, boneka itu pun habis, dibeli ibu-ibu muda yang memiliki balita.
Meski namanya 'Pesta Preloved', ternyata tak semua barang yang dijual sudah pernah dipakai penjualnya. Ada pula barang second yang belum pernah digunakan, tetapi akhirnya dijual lantaran hanya memenuhi isi unit. Contohnya saja muffin maker yang dijual seharga Rp 50 ribu. Padahal, harga muffin maker baru di pasaran sekira Rp 500 ribuan.
Tidak komersial
Menurut Filia, 'Pesta Preloved' diadakan bukan untuk tujuan komersial. "Kami saling bantu. Kami hanya memfasilitasi penghuni agar dapat bersosialisasi dengan penghuni lain," terang Filia. Terbukti, pesta tersebut memang dikunjungi banyak penghuni apartemen, baik wanita maupun pria. Bahkan ada mantan penghuni yang telah pindah dari lingkungan apartemen menyempatkan diri untuk mengunjungi 'Pesta Preloved'.
"Saya datang untuk meramaikan acara ini," ujar Zahara Ayu, mantan penghuni Kalibata Residence yang kini tinggal di Depok.
Ke depan, Filia dan rekan-rekannya akan kembali mengadakan kegiatan serupa dengan tujuan menjalin keakraban antarpenghuni sekaligus membantu mereka mendetoks unit apartemen.
Tidak dapat dimungkiri, adanya social acceptance telah membuat kaum wanita dan pria tak lagi gengsi membeli serta memakai barang second. Mereka bahkan bangga bila dapat membeli barang bermerek high-end bekas dengan harga lebih murah ketimbang yang baru. (*)
Simak pula artikel Dahulu 'Garage Sale', Kini 'Preloved Shopping'.