Pesawat Penumpang Bakal Terbang dengan 1 Sayap di Masa Depan?


Pesawat penumpang akan beroperasi dengan satu sayap pada 2050. Foto: JetZero
MerahPutih.com - Semua pesawat penumpang yang diproduksi kabarnya akan memiliki satu sayap saja pada 2050 mendatang. Hal itu menjadi bagian dari perubahan futuristik yang terinspirasi dari Angkatan Udara AS.
Perusahaan rintisan asal AS, JetZero, telah membuat pesawat berbentuk unik dengan badan "sayap campuran", yang terinspirasi oleh pembom siluman.
Jet Pathfinder sebelumnya telah diizinkan untuk terbang awal tahun ini. JetZero mengatakan, bahwa pihaknya berharap ini akan membantu maskapai penerbangan mencapai net zero pada 2050.
Pathfinder merupakan pesawat demonstran skala 1:8 yang dirancang oleh perusahaan penerbangan JetZero. Dari atas, pesawat terlihat seperti ikan pari, dengan perut rata yang menyatu menjadi sepasang sayap lebar.
Baca juga:
China Kembangkan Pesawat Jet Hipersonik, 6 Kali Lebih Cepat dari Concorde
EasyJet telah menjalin kemitraan baru dengan JetZero untuk mengembangkan pesawat sayap campuran di masa depan.
Maskapai penerbangan ini akan berbagi pengetahuannya selama bertahun-tahun mengenai cara kerja sistem propulsi hidrogen. Lalu, mengeksplorasi penggunaan badan sayap campuran untuk penerbangan di masa depan.
Jet ini memiliki lebar sayap yang luar biasa, yaitu hampir 200 kaki dan panjang badannya lebih pendek dari Boeing 767.
Aircraft memang tidak seperti pesawat lain yang ada di pasaran saat ini, dengan kapasitas penumpang hingga 250 orang untuk menikmati kabin besar dengan kursi seperti teater. Ini menyerupai desain yang digunakan oleh pesawat militer, seperti pembom B-2 yang ikonik.
Baca juga:
Korsel akan Pamerkan Rudal Balistik Hyunmoo-5 saat Hari Peringatan Militernya

Selain itu, JetZero berencana untuk memulai penerbangannya dengan demonstran skala penuh pada 2027. Pendiri JetZero, Mark Page mengatakan: “Sayap campuran 50 persen lebih efisien."
Sementara itu, CEO JetZero, Tom O’Leary mengatakan kepada Financial Times, bahwa industri mendorong mereka untuk mengambil tindakan atau harus menghadapi risiko terpojok.
“Pesawat ini menggunakan setengah bahan bakar, menghasilkan setengah karbon dioksida dibandingkan dengan pesawat tabung dan sayap, sejujurnya, bahkan dengan mesin yang sama. Bahan bakar adalah item baris terbesar dalam laporan laba dan rugi sebuah maskapai penerbangan," katanya dikutip dari The Sun, Kamis (3/10).
Ada banyak manfaat dari bentuk aneh pesawat ini yang membuatnya menarik bagi raksasa pesawat komersial, seperti Boeing dan Airbus.
Baca juga:
Pesawat Rusia Melintasi Wilayah Udara Jepang, Jet Tempur Tembakkan Suar
Ini adalah pesawat hibrida atau persilangan antara sayap terbang dan "tabung dan sayap" tradisional, sehingga dapat terbang di ketinggian lebih tinggi dengan bahan bakar yang lebih sedikit.
Airbus dan Boeing juga telah berjanji, bahwa pesawat mereka akan mampu terbang dengan 100 persen Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) pada 2030.
Pesawat unik ini merupakan upaya kolaborasi JetZero, NASA, dan Angkatan Udara AS. IATA juga mengatakan, bahwa pencapaian target pada 2050 akan memerlukan biaya sebesar 95 miliar poundsterling (Rp 1,9 kuadriliun) per tahun. Namun, mereka menegaskan, bahwa hal tersebut "dapat dilakukan".
Sayap campuran memungkinkan seluruh pesawat dapat menghasilkan gaya angkat, meminimalkan hambatan, serta membantu meningkatkan penghematan bahan bakar.
Bahkan, pesawat juga bisa menciptakan area muatan (kargo atau penumpang) yang lebih besar di bagian tengah badan pesawat, menurut NASA. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Maskapai Fly Jaya Rute Jember-Jakarta Terbang Perdana 18 September, Tiket Dibandrol Rp 1,3-1,4 Juta

Imbas Demo, Penerbangan Perdana Rute Jember-Jakarta PP Hari Ini Ditunda Sepekan

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?
