Perhatikan Hal Ini agar Cedera Lutut Bisa Dihindari karena Olahraga Lari
Ilustrasi olahraga lari. (Foto: Pexels)
MerahPutih.com - Lari merupakan aktivitas olahraga yang banyak disukai orang-orang. Alasannya mudah dilakukan. Namun namanya olahraga, lari tidak lepas dari risiko cedera.
Dalam olahraga lari, bagian yang paling intens digunakan adalah kaki dan jantung. Adapun soal cedera, lutut adalah salah satu bagian yang berisiko mengalami hal tersebut.
Dilansir dari Healthline, bahwa tekanan lah yang menimbulkan risiko cedera pada lutut. Risiko ini muncul seiring meningkatnya jadwal latihan dalam waktu terlalu cepat, kurang istirahat di sela-sela lari.
Selain itu tingkat risiko cedera lutut dipengaruhi bagaimana bentuk berlarinya. Teknik berlari yang benar mengecilkan potensi cedera berlari.
Baca juga:
Dengan begitu lakukan hal ini, yaitu melihat ke depan dan menjaga postur tubuh yang baik serta lengan pada sudut 90 derajat sambil mengambil langkah cepat dengan pukulan di tengah kaki. Jangan menyentuh tanah dengan tumit, hal tersebut menimbulkan kaki rentan mengalami nyeri lutut.
Penyebab cedera lutut juga dipengaruhi bentuk sepatu. Carilah sepatu yang sesuai dengan gaya berjalan dan bentuk kaki. Perhatikan tingkat bantalan, penyangga lengkungan, dan lebar sepatu lari.
Jangan berlari di permukaan lahan yang kaku, misalnya seperti aspal atau semen. Namun berlari di permukaan yang lebih lembut seperti rumput atau treadmill lebih baik daripada berlari di aspal atau semen.
Berlari di permukaan yang lebih lembut dapat mengurangi dampak pada tibiae dan juga lutut.
Tak hanya itu risiko cedera lutut bisa terjadi karena pemanasan tubuh yang tidak optimal. Di mana ketika kaki dibawa berlari terlalu jauh namun kondisi otot, tulang, sendi, dan tulang rawan belum siap melakukannya.
Kemudian, terlepas dari itu olahraga lari menyisakan kebaikan bagi lutut. Saat lari, tubuh akan memberikan beban yang lebih tinggi pada lutut, dan seiring berjalannya waktu tersebut, tulang dan tulang rawan beradaptasi, sehingga kondisi lutut makin kokoh.
Baca juga:
Selain itu terkait risiko osteoartritis, pelari berpeluang lebih kecil mengalami hal tersebut ketimbang seseorang yang sama sekali bukan pelari. Disebutkan dalam sebuah penelitian selama 18 tahun, kondisi sekelompok pelari jarak jauh dan sekelompok non pelari. Mereka diteliti untuk mengetahui kemungkinan kondisi osteoarthritis
Hasilnya, seseorang yang non pelari mengalami osteoartritis hingga 32 persen, sedangkan pelari mengalami osteoartritis sebanyak 20 persen. Pelari memang tetap mengalami hal tersebut, namun prevalensinya lebih sedikit. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Trent Alexander-Arnold Cedera Lagi, Real Madrid Mulai Khawatirkan Kondisinya
Tumbal Laga Barcelona vs Atletico Madrid: Dani Olmo Cedera Parah, Bisa Absen Lama
Barcelona Kembali Dilanda Cedera, Fermin Lopez Harus Absen hingga 2 Minggu
Neymar Cedera Lagi, Harapan Tampil di Piala Dunia 2026 Bisa Pupus
Cedera Lamine Yamal Kini Jadi Sorotan, Dean Huijsen Langsung Pasang Badan
Lamine Yamal Cedera, Pelatih Timnas Spanyol Salahkan Barcelona
Manchester United Mulai Khawatir dengan Cedera Benjamin Sesko, Bakal Absen Lama?
Sudah Pulih dari Cedera, Christian Pulisic Siap Comeback Bela AC Milan saat Lawan Parma
Real Madrid Kehilangan Aurelien Tchouameni, Harus Absen 3 Minggu akibat Cedera Hamstring
Lamine Yamal Bantah Kabar Cedera Pubalgia, Sebut Cuma Omong Kosong Belaka