Perempuan di Dunia Olahraga, ini saatnya Woman Support Woman


Inilah saatnya para perempuan salng mendukung dalam olahraga.(foto: dok Dash Sport)
MERAHPUTIH.COM - LIMA perempuan duduk di panggung kecil di tengah Multifunction Hall B Plaza Indonesia, Rabu (10/7) sore. “Para perempuan punya energi yang luar biasa,” kata penggagas komunitas perempuan pesepeda WCC Nusantara Tabitha Sumendap yang sore itu hadir dalam balutan kaus hitam dan celana jeans dalam obrolan sore itu.
Sebagai penggagas komunitas bersepeda khusus perempuan, Tabbie, demikian ia akrab disapa, selalu mendorong kekeluargaan dalam komunitas, menjalin persahabatan, dan pertemanan di seluruh negeri. “Hal yang penting mau ngemong, managing ego. Aku senang bisa memberdayakan perempuan lewat olahraga,” imbuhnya.
Inisiatif Tabbie menebar energi positif kepada sesama perempuan lewat olahraga sebelas dua belas dengan empat perempuan lain yang juga hadir di ajang Talk on Women in Sports, Road to Plaza Indonesia Wellness Festival x Dash Sports Forum dengan tema Breaking Barrier: Advancing women in Indonesian Sports & Lifestyle tersebut. Atlet maraton Triyaningsih, yang juga hadir di acara tersebut, mengungkap dulunya perempuan tidak bisa berkompetisi di ajang maraton. “Di luar negeri tuh, dulunya, perempuan yang ikut maraton bahkan sampai diusir. Namun, kini perempuan sudah bisa ikut dalam ajang maraton,” ujar atlet yang mewakili Indonesia di ajang Olimpiade London 2012 di nomor Marathon dan masuk finish di urutan 84 ini.
Baca juga:
Meski kemampuan dan kiprah perempuan di dunia olahraga telah diakui, tak dimungkiri tantangan masih banyak. Salah satunya shaming. “Aku pernah kena body shaming saat pergi ke gym untuk pertama kalinya setelah melahirkan anak pertama,” kata model dan aktris Melanie Putria. Tak berhenti di sana, Melanie bahkan harus menghadapi cibiran dari kawan-kawan saat ia menekuni olahraga lari dan bertekad ikut ajang maraton. “Aku tuh sempat diragukan. ‘Ah, masak sih Melanie bisa ikut maraton?’, gitu kata teman aku. Tapi, itu aku jadikan penguat tekad untuk mencapai keinginan ikut maraton,” ujarnya mantap.
Senada, aktris dan pembawa acara Soraya Larasati juga mendapat respons negatif saat memulai berolahraga lari. “Namun, buat aku, tantangan sesungguhnya ialah menemukan tujuan kuat dari keinginan aku berolahraga lari ini,” ujarnya.
Sementara itu, mitra pengaggas sanggar kebugaran BodyFit, Gita Anindya, mengatakan body shaming yang dialami Melanie juga terjadi pada banyak perempuan. Untuk itulah, ia selalu mengingatkan kepada setiap trainer untuk menyambut dan memperlakukan semua orang tanpa melihat penampilan. “Ini saatnya woman support woman, lewat komunitas untuk menciptakan ruang aman sehingga perempuan jadi lebih nyaman berolahraga. Termasuk jadi lebih percaya diri lagi,” tutupnya.(dwi)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
PSMS Punya Presiden Klub Baru, Fendi Jonathan Pimpin ‘Ayam Kinantan’ kembali ke Level Atas

Juara Umum Asian Cup Woodball Championship, Ketua NOC Indonesia Yakin Bisa Borong Medali Emas di SEA Games Thailand 2025

Badan Boleh Kecil, tetapi Tekad dan Semangat 2 ‘Bocah’ Woodball Indonesia Besar di Kejuaraan Asia

Woodball Disebut Cocok untuk Semua Kalangan, Hanya Butuh Konsentrasi dan Konsistensi

Atlet Hong Kong Puji Acara Pembukaan Asian Cup Woodball Championship 2025, Sebut Venue JSI Resort yang Terbaik

Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor

Asian Cup Woodball Championship 2025 Jadi Diplomasi Olahraga, Ketum IWbA: Kami Ingin Tunjukkan Indonesia Negara yang Maju dan Kreatif

PSM Makassar Jalin Kemitraan dalam Mendukung Sepak Bola Indonesia

FORNAS VIII 2025 Sukses Digelar di NTB, KORMI Apresiasi BAIC Indonesia sebagai Sponsor

PBPI Banten Resmi Dikukuhkan, Siap Cetak Atlet Padel Nasional
