Peran Aktif Anak Muda Kunci Pembangunan Berkelanjutan 2030


Ilustrasi
MerahPutih.com - Keterlibatan aktif anak muda menjadi penentu dalam tercapainya pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) demi menciptakan tatanan dunia yang lebih baik pada 2030 nanti.
Dari total populasi dunia saat ini yang diperkirakan mencapai 7,5 miliar penduduk, 16% di antaranya atau sekitar 1,2 miliar penduduk merupakan orang muda berusia antara 15 hingga 24 tahun.
Kaum muda ini sangat berperan untuk menghadapi ancaman dan tantangan terburuk bagi pembangunan berkelanjutan, termasuk dampak perubahan iklim, pengangguran, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, konflik, dan migrasi.
Baca Juga
Perjalanan Samuel Samsuddin Meraih Sukses lewat Kebun Hidroponik
Di Indonesia, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 70% dari total penduduk dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2028-2030. Pada periode itu, diprediksi akan menjadi puncak fenomena bonus demografi yang dapat dioptimalkan untuk produktivitas dan kemajuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Hal tersebut diulas dalam webseries 2 bertema SDGs &Youth: Your Goals, Your Decade yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Kamis (12/11).
“Pemuda adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Fenomena bonus demografi yang hanya terjadi satu kali saja itu harus menjadi momentum untuk memaksimalkan produktivitas dan kemajuan bangsa,” kata IBCSD Vice President, Febriany Eddy

Antusiasme anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan SDGs terlihat nyata melalui platform survei global yang diinisiasi PBB, MY World yang menjaring masukan dari seluruh dunia untuk realisasi agenda global SDGs 2030. Dari total 8 juta partisipan yang bergabung, sebanyak 54% merupakan anak muda berusia 16-30 tahun.
Angka tersebut menjadi cerminan bahwa karakteristik anak muda yang dibutuhkan untuk menyukseskan SDGs sesuai yang disampaikan PBB yaitu Pemikir kritis (critical thinkers); Pembuat perubahan (change-makers); IInovator; Komunikator; dan Berjiwa Pemimpin (leaders).
Environmental Economist & Co Founder Think Policy Society, Andhyta Firselly Utami mengatakan, 64 juta anak muda bisa berpartisipasi dalam tingkat mikro, mesodan makro untuk mewujudkan donatekonomi, sebuah paradigma baru pondasi sosial dan batas lingkungan.
Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) sebagai asosiasi bisnis yang dipimpin oleh CEO dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai komitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga
Kegiatan SDG Webinar Series oleh IBCSD ini secara khusus dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran kaum muda dan semua pihak mengenai pentingnya peran kaum muda dalam agenda pembangunan berkelanjutan. (Pon)