Penulis Buku Mulai Tersisih oleh Media Digital

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 09 Oktober 2016
Penulis Buku Mulai Tersisih oleh Media Digital

Humam S Chudori. (Foto: MerahPutih/Wid)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional – Pesatnya teknologi digital dan maraknya media sosial berdampak pada kondisi perekonomian para penulis buku. Tidak sedikit penulis yang beralih profesi karena karyanya sulit diterima oleh penerbit dengan alasan tulisan lewat media digital lebih diminati oleh masyarakat.

Salah seorang sastrawan yang karyanya banyak mewarnai toko-toko buku dan halaman koran budaya di era '90-an Humam S Chudori mengaku, di era digital ini, menggali ilmu pengetahuan untuk mencari inspirasi lebih mudah, tapi untuk menuangkan karya-karyanya sulit untuk dikomersilkan karena buku sudah mulai tergerus oleh informasi dari media digital.

“Kehidupan keluarga tidak menggantungkan dari kehidupan menulis, sekarang serabutan, jadi juri, pelatih menulis dan lain-lain. Karena memang menulis untuk buku sudah mulai terpinggirkan,” ungkap Humam S Chudori kepada merahputih.com, Sabtu (08/10).

Humam juga mengakui, banyak penulis yang kreatif membuat penerbitan sendiri, tetapi itu tidak menjamin bukunya akan laku. Karena biasanya, buku tersebut dijual secara online, dan dari tangan ke tangan pada setiap acara atau kegiatan. Dengan cara ini, kata Humam, penulis cenderung memiliki perasaan sungkan untuk menjual secara langsung sehingga banyak bukunya yang hanya dibagikan secara cuma-cuma.

“Penulis itu kan bukan marketing yang handal, jadi ketika bertemu sesama penulis yang tadinya niat ingin menjual bisa berubah, sehingga buku diberikan secara cuma-cuma,” paparnya.

Berbeda dengan Asmaraman Sukowati, pengarang Kho Ping Hoo di era '70-an. Ia memiliki kemampuan mengarang sekaligus mampu menjadi distributor bagi karyanya sendiri.

“Tidak hanya penulisnya, ada beberapa penerbit yang pernah berjanji akan menerbitan buku saya dan sudah ada MoU, tapi karena kondisi pasar sangat lemah, dampak dari maraknya karya yang disebar lewat media digital, akhirnya collapse dan tidak jadi terbit,” paparnya. (Wid)

BACA JUGA:

  1. Disporbudpar Tangerang Persoalkan Buku Dongeng Tigaraksa
  2. Buku-buku Langka Dihadirkan di Pameran Koleksi Karya Seni Istana Kepresidenan
  3. FAKI Bakal Sweeping Buku "Kiri" di Shopping Centre Yogyakarta
  4. Penarikan Buku oleh Pemerintah Dianggap Pembodohan
  5. Pedagang Buku Khawatir Bangkrut Karena Digitalisasi Buku
#Penulis Indonesia # Humam S Chudori
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Ahmad Tohari, Esther Haluk, dan Murdiono Mokoginta Sabet Penghargaan Penulis 2024
Ahmad Tohari, Esther Haluk, dan Murdiono Mokoginta raih penghargaan Penulis 2024.
Soffi Amira - Senin, 09 Desember 2024
Ahmad Tohari, Esther Haluk, dan Murdiono Mokoginta Sabet Penghargaan Penulis 2024
Indonesia
Denny JA Foundation Hibahkan Dana Abadi Peghargaan Tahunan untuk Penulis
Denny JA membagi penghargaan ini ke dalam empat kategori yang merepresentasikan perjalanan dan kontribusi para penulis.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 08 Desember 2024
Denny JA Foundation Hibahkan Dana Abadi Peghargaan Tahunan untuk Penulis
Bagikan