Pencarian Mikroba di Samudra Atlantik


Menara karbonat yang dijuluki "Kota Hilang Atlantis" karena mereka mengingatkan para ilmuwan akan gereja katedral dan gedung pencakar langit. (Foto: NOAA)
MerahPutih Sains - Senin (26/10) tim ilmuwan internasional akan berlayar ke tengah samudra Atlantik untuk mencarian sampel mikroba yang tinggal jauh di dasar lautan.
Ekspedisi ini akan membawa jenis baru bor batu yang dikembangkan di Inggris dan Jerman. Bor ini akan digunakan untuk melubangi lautan hingga kedalaman 80m di bawah dasar laut.
Menurut BBC, target mereka sangat menarik, yaitu Atlantis Massif, gunung bawah laut dengan ketinggian 4km.
Para ilmuwan mengatakan batuan yang mereka gali nanti dapat menjadi petunjuk asal-usul kehidupan di Bumi dan potensinya di planet lain.
Tim ini tertarik dalam proses serpentinisation, yaitu perubahan yang melibatkan material yang membesar di mantel Bumi.
Serpentinisation terjadi di sepanjang pertengahan pegunungan Atlantik, yang merupakan rantai kasar dari formasi peregangan di tengah-tengah laut, di mana kerak baru sedang terjadi.
Batuan yang mengandung besi dan kaya akan magnesium mineral (olivin) bereaksi dengan air laut untuk menghasilkan gas, seperti hidrogen dan metana. Kimia ini lah yang kemudian dapat mendorong metabolisme organisme sederhana.
"Mereka bisa makan hidrogen, mereka bisa makan metana, mereka bisa makan beberapa senyawa karbon yang lebih kecil yang dibentuk oleh reaksi air dengan batu-batu ini," jelas Dr Beth Orcutt, salah satu kepala ilmuwan dalam ekspedisi ini.
"Mereka mendapatkan energi dalam kondisi seperti itu untuk membantu mereka tumbuh, dan untuk membentuk sel-sel baru," ucap Bigelow, peneliti dari Ocean Sciences di Maine, AS.
BACA JUGA: