Pemerintah Akan Bahas Dana Ketahanan Energi dengan DPR


Petugas mengisikan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertalite saat peluncuran dan promo Pertalite di SPBU Adisutjipto Yogyakarta, Sleman, Yogyakarta, Senin (29/9). (Antara/Andreas Fitri)
MerahPutih Bisnis - Pemerintah akhirnya memutuskan menunda pungutan Dana Ketahanan Energi dari penurunan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium sebesar Rp200 per liter dan Solar Rp300 per liter. Pemerintah akan membahas pungutan Dana Ketahanan Energi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan rencana pungutan Dana Ketahanan Energi sama sekali belum gugur. Rencana pemungutan Dana Ketahanan Energi dapat dibahas dalam kesempatan pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubaham (APBN-P) 2016 bersama DPR.
"Jadi harga yang diterapkan harga keekonomian," tutur Darmin di Kantornya, seusai Rapat Terbatas (Ratas) di Istana, Jakarta, Senin (4/1).
Darmin menegaskan pungutan dana ketahanan energi masih akan dibahas oleh Kementerian ESDM bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui mekanisme pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.
"Ini diputuskan nanti dibahas saja deh pada waktu APNB-P 2016. Sehingga keputusannya tergantung pembahasan nanti, APBN-P 2016 baru dibahas Maret 2016," tukasnya. "Jadi intinya adalah tergantung pembahasan dengan DPR."
Sementara itu Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengumumkan harga BBM terbaru yang telah dikurangi harga ketahanan energi.
"Kami sampaikan sesuai dengan harga keekonomisan harga solar turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.650 per liter," katanya.
Selanjutnya harga kerosen tetap Rp2.500 perliter, harga premium non-Jawa Madura Bali turun dari Rp7.300 menjadi Rp6.950 per liter, premium di Jawa-Madura-Bali turun dari Rp7.400 menjadi Rp7.050 per liter.
"Di luar yang ditetapkan pemerintah, Pertamina juga akan menurunkan harga produk yang lain seperti pertalite turun dari Rp8.250 menjadi Rp7.900 per liter, pertamax DKI-Jabar turun dari Rp8.650 menjadi Rp8.500 per liter, dan pertamax Jateng-DIY turun dari Rp8.750 menjadi Rp8.600 per liter," katanya.
Selain itu pertamax Jatim turun dari Rp8.750 menjadi Rp8.600 per liter, pertamax plus DKI turun dari Rp9.650 menjadi Rp9.400 per liter, pertamax dex DKI turun dari Rp9.850 menjadi Rp9.600 per liter, dan solar NPSO turun dari Rp8.300 menjadi Rp8.050 per liter.
Sedangkan perubahan harga domestik gas meliputi elpiji 12 kg rata-rata nasional turun Rp5.800 per tabung sedangkan Jabodetabek turun Rp5.600, bright gas 12 kg rata-rata nasional turun Rp4.800 per tabung sedangkan Jabodetabek Rp4.600, bright gas 5,5 kg Jabodetabek turun Rp4.500 per tabung, ease gas 9 kg Jabodetabek turun Rp5.000 per tabung, ease gas 12 kg Jabodetabek turun Rp6.000 per tabung, ease gas 14 kg Jabodetabek turun Rp8.000 per tabung, dan elpiji 6 kg rata-rata nasional turun Rp2.000 per tabung. (rfd)
BACA JUGA:
- Pemerintah Tunda Pungutan Dana Ketahanan Energi
- Harga BBM Turun Tanpa Pungutan Dana Ketahanan Energi
- UU Energi Jadi Payung Hukum Pungutan Dana Ketahanan Energi Tidak Tepat
- Tanpa Payung Hukum, Pungutan Dana Ketahanan Energi Adalah Pungli
- Harga BBM Turun Premium Jadi Rp7.150/liter, Solar Rp5.950/liter
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Segera Miliki Kilang Terbesar, Bakal Wujudkan Ketahanan Energi Presiden Prabowo

SPBU Swasta Berkontribui Alihkan Konsumen BBM Subsidi ke Nonsubsidi

Rincian Harga BBM Pertamina, Shell, Bp, Vivo Setelah Naik Awal Juli

Harga BBM Nonsubsidi Kompak Naik di Awal Juli 2025, Hampir Capai Rp 500 Per Liter

Harga BBM Shell, Vivo, hingga BP Alami Kenaikan di Juli 2025

Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina yang Naik Per 1 Juli 2025

Seluruh Harga BBM di SPBU Milik Pertamina dan Swasta Turun

Pertamina Hitung Ulang Harga BBM di Jakarta Setelah Pramono Berikan Diskon Pajak 5 Persen

Tidak Ada Perubahan Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, BP hingga Akhir April

Harga Minyak Mentah Indonesia Mulai Tertekan Perang Dagang, Turun USD 3,18
