Pemerhati Sejarah: Kisah Nusantara Banyak Campur Tangan Asing

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 15 Maret 2016
Pemerhati Sejarah: Kisah Nusantara Banyak Campur Tangan Asing

Ilustrasi Perang Bubat yang terdapat dalam buku The History of Java (Foto: diaroma sejarah Indonesia)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Banyaknya literatur Nusantara yang ditulis dan dibuat oleh bangsa asing, oleh Fachruddin Soleh selaku pemerhati sejarah merupakan salah satu metode penjajah untuk menghancurkan sejarah bangsa Indonesia.

Seperti buku History of Java yang ditulis oleh Thomas Stamford Raffles, lelaki kelahiran Jamaika yang wafat di Inggris. Menurut Fachruddin Soleh, kegiatan menulis sejarah tersebut berpeluang besar disisipi beberapa kepentingan dari negeri luar untuk melemahkan bangsa Indonesia di masa mendatang.

"Kalau tulisan orang asing dijadikan sumber sejarah yang valid, tidak akan menemukan kebenaran akan sejarah itu sendiri," kata Fachruddin Soleh kepada merahputih.com, Senin (14/3).

Karena itu, lelaki yang merupakan keturunan Raja Pakuan Pajajaran, Prabu Jayadewata mengatakan untuk mengetahui sejarah yang sesungguhnya, harus langsung dari para penjaga cerita (keturunan). "Jangan dengarkan cerita yang tulis orang luar. Mereka mana tahu. Sekalipun tahu, kebanyakan diputarbalikkan," tutur Fachruddin.

Menanggapi pernyataan demikian, Dosen Kebudayaan Jawa Universitas Indonesia, Prapto Yuwono juga mengatakan hal yang serupa dengan Fachruddin Soleh.

Sebagian besar sejarah yang ada di Indonesia memiliki tujuan inti, yakni memecah belah persatuan bangsa, seperti kisah Perang Bubat.

"Bagi saya, Belanda yang membuat ini (Perang Bubat) menjadi besar. Belanda sangat 'concern' sekali untuk memecah belah bangsa dengan cara adu domba," ucap Prapto Yuwono di Gedung II Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

Terkait History of Java, kata Prapto, apa yang ditulis Raffles adalah kelanjutan dari kolonial. "Kita boleh bangga terhadap tulisan dia yang secara akademis, bagus. Namun, kita juga harus curiga siapa pun Raffles. Mungkin ada sesuatu yang dibikin juga," kata Prapto.(ard)

BACA JUGA:

  1. Jawara Banten dan Pergeseran Budaya
  2. Baduy, Suku Adat Sunda di Selatan Banten yang Penuh Misteri
  3. Banten Targetkan 15 Juta Kunjungan Wisatawan
  4. Melacak Jejak Kesultanan Banten di Museum Nasional Banten
  5. Pantun Bambu, Musik Tradisional Banten yang Terancam Punah

 

#Thomas Stamford Raffles #Gajah Mada #Kidung Sundayana #Perang Bubat
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Bagikan