Pelatih Lazio Tolak Tawaran Fantastis Arab Saudi, Prioritaskan Gairah Sepak Bola daripada Uang

Maurizio Sarri (Football-Italia)
Merahputih.com - Bursa transfer musim panas kembali diwarnai dominasi finansial klub-klub Arab Saudi, yang sukses memboyong sejumlah bintang Eropa seperti Cristiano Ronaldo, Sadio Mane, Karim Benzema, dan Roberto Firmino.
Fenomena ini juga merambah ke kursi kepelatihan, dengan nama-nama besar seperti Simone Inzaghi, Stefano Pioli, dan Laurent Blanc yang tergoda tawaran gaji fantastis.
Namun, tidak semua tergiur dengan iming-iming uang melimpah.
Setelah Bruno Fernandes dan Victor Osimhen, kini giliran pelatih kawakan Maurizio Sarri yang secara tegas menolak pinangan dari klub Arab Saudi.
Baca juga:
Trent Alexander-Arnold dan Para Pemberani Inggris yang Menaklukkan Santiago Bernabeu
Prioritaskan Gairah daripada Kekayaan
Sarri, yang kini kembali melatih Lazio setelah sempat vakum semusim karena masalah keluarga, merupakan sosok berpengalaman yang malang melintang di klub-klub top Eropa seperti Napoli, Chelsea, dan Juventus.
Di usianya yang ke-66 tahun, ia sebenarnya bisa saja mengikuti jejak kolega pelatihnya untuk berkarier di Liga Saudi.
Namun, Sarri dengan gamblang menyatakan bahwa ia selalu mendengarkan kata hati dan gairah, bukan semata-mata mengejar uang.
"Saya pernah bernegosiasi dengan klub Saudi, di mana gaji satu bulan di sana sama dengan gaji setahun penuh di Lazio," ungkap Sarri kepada Sportitalia.
"Saya selalu mengatakan akan mengikuti kata hati, bukan uang. Saya tidak tertarik dengan berapa banyak yang mereka tawarkan. Saya selalu bermain sepak bola karena gairah, saya tidak ingin melakukannya demi uang sekarang," kata dia.
Sarri bahkan menegaskan tidak akan menerima tawaran senilai $18 juta per musim, seperti yang baru-baru ini ditawarkan kepada Luciano Spalletti untuk melatih Al-Nassr.
"Persis seperti yang saya lakukan sebelumnya, yaitu tidak menerimanya," tegasnya.
Baca juga:
Klasemen Liga Italia Setelah Lazio Ditahan Torino 1-1 di Laga Terakhir Pekan 30
"Itu hanya sesuatu yang tidak memancing reaksi emosional apa pun dalam diri saya, itu tidak membuat saya bersemangat. Akan sulit bagi saya untuk bekerja di sana dalam kondisi seperti itu," ucap dia.
Meskipun sempat meniti karier di bidang keuangan, Sarri kemudian memilih untuk mengikuti panggilannya di dunia kepelatihan.
Dedikasinya terhadap sepak bola, yang didasari oleh gairah sejati, telah membuahkan satu gelar Liga Europa dan satu Scudetto.
Kisahnya menjadi bukti bahwa bagi sebagian orang, nilai-nilai dan kecintaan pada pekerjaan lebih berharga daripada imbalan finansial semata.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
AC Milan Kini Bertengger di Puncak Klasemen, Tidak Pantas Menurut Allegri Buru-buru Bicara Potensi Scudetto

Zinedine Zidane Mau Kembali Melatih, Sayangnya Juventus tak Masuk Daftar Prioritas

Klasemen Liga Italia Serie A Setelah Juventus Berbagi Poin dengan AC Milan

Pulisic Gagal Penalti, Milan Terpaksa Berbagi Poin di Kandang Juventus

Menang Dramatis Atas Pisa 3-2, Napoli Kokoh di Puncak Serie A dengan Torehan Poin Sempurna

Super Emil Audero, Sebut Serie A Usai Kiper Timnas Indonesia Lakukan 9 Penyelamatan Penting

Emil Audero Lakukan 9 Penyelamatan saat Cremonese Vs Verona Usai Clean Sheet bersama Timnas di FIFA Matchday September, Pujian Pun Datang

Manchester United bak Mesin Penghancur Bakat Pemain

Jadwal Sepakbola 14-16 September 2025: Laga Seru dari Liga Champions Asia, Serie A, dan La Liga

Cuma Sekali Main dan Kartu Merah! Dele Alli Resmi Tinggalkan Como
